Pariwisata Asia Tenggara Rugi Miliaran Dolar Akibat Virus Corona

Pariwisata Asia Tenggara Rugi Miliaran Dolar Akibat Virus Corona

Kompleks Angkor Wat di Kamboja sepi pengunjung akibat wabah virus corona (Foto:ist/net)

Bangkok - Sebagai salah satu kawasan yang paling banyak menerima kunjungan turis China, Asia Tenggara harus menelan pil pahit dengan rugi hingga miliaran dolar akibat virus Corona.

Sebagaimana diwartakan AFP, Senin (17/2/2020), sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Laos, Thailand, dan Kamboja secara terbuka mengungkapkan bahwa sektor pariwisata terpukul karena tak ada turis China yang masuk ke negara mereka.

Di Laos misalnya, tempat wisata yang terkenal adalah Luang Prabang di Laos Utara. Salah satu pedagang buah di sana bernama Ong Tau (47) mengungkapkan lesunya gairah bisnis di kawasan tersebut setelah wabah Corona menyebar.

"Kami tidak mendapatkan kunjungan dari orang China selama 10 hari sejak mereka menutup jalan dari Yunnan. Bisnis turun 20-30 persen...ini akan semakin memburuk," ujarnya.

Sementara itu, para pelaku industri wisata lainnya seperti pemandu wisata, pekerja di mal, dan pegawai restoran juga 'kebakaran jenggot' saat seluruh turis China terpaksa harus berdiam di rumah mereka akibat krisis kesehatan global ini.

"Teman saya telah kehilangan empat atau lima kelompok wisata besar...mereka (turis) akan membayar untuk musim sepinya," kata seorang pemandu di Luang Prabang yang di belakangnya telah berjajar deretan tuk-tuk (sejenis bajaj) yang menganggur.

Kemerosotan tajam juga dirasakan pariwisata Thailand dimana otoritas pariwisata mengatakan kedatangan turis China anjlok sampai 90 persen sampai Februari ini. Biasanya mereka akan kedatangan sekitar 1 juta turis China setiap bulannya.

Pemilik Chang Siam Elephant Park di Pattaya, Nantakorn Phatnamrob, mengungkapkan kekhawatirannya akan terdesak dalam utang karena bisnisnya kehilangan hampir USD 65 ribu (Rp 890 juta) sejak mencuatnya wabah Corona ini.

"Orang takut berkunjung. Jika tetap seperti ini, saya harus mendapatkan pinjaman dari bank," ujarnya.

Sementara itu destinasi wisata kontroversial seperti peternakan buaya dan penangkaran harimau juga ditinggalkan pengunjung sehingga pemiliknya harus memberi makanan mahal pada satwa-satwa atraksi itu.

Wabah ini juga telah membuat turis Barat takut datang pada puncak musim liburan yang telah menjadi periode yang sulit bagi pariwisata Thailand akibat mata uang Thailand, baht yang menguat.

Sampai saat ini, Thailand mengantisipasi kehilangan lima juta wisatawan pada 2020 ini. Padahal wisatawan ini menurut Direktur Kebijakan Ekonomi di Bank of Thailand, Don Nakornthab, akan menyumbang 250 miliar baht (lebih dari Rp 109 triliun).

"Harapan kami bahwa ekonomi akan menjadi lebih baik dari tahun lalu yang sangat rendah ... mungkin itu bisa tumbuh di bawah 2 persen," katanya.

Fakta ini menjadi kabar buruk bagi orang-orang Thailand yang bekerja di sektor pariwisata. Salah satunya penjual pernak-pernik di Pattaya, Ma Mya (22) yang mengatakan ia mungkin harus segera kembali ke rumahnya di Thailand utara.

"Tidak ada lagi untung, semuanya menjadi buruk," ujarnya.

Meskipun sekarang wabah Corona tengah menjadi momok bagi berbagai negara, Thailand tetap menawarkan visa on arrival untuk turis China. Negara ini juga menjadi salah satu negara dengan temuan kasus Corona tertinggi yaitu 34 kasus di luar China.

Setidaknya ada dua kasus Corona yang menjangkit warga Thailand akibat tertular turis China ketika mereka mengantarkan turis ini jalan-jalan. Kebijakan visa on arrival ini justru menjadi indikasi bahwa ekonomi lebih diprioritaskan daripada mengatasi krisis kesehatan.

Di negara lain misalnya di Kamboja, penjualan tiket di kompleks Angkor Wat juga turun antara 30-40 persen tahun ini. Kunjungan turis juga turun di Sihanoukville, sebuah resor pantai di selatan Kamboja yang terkenal dengan kasino-kasinonya.

"Dulu saya menghasilkan USD 100 (Rp 1,37 juta) sehari," kata seorang sopir, Chantha Reak. "Sekarang USD 10 (Rp 137 ribu)," lanjutnya.

Industri pariwisata berharap dapat bangkit kembali usai virus Corona dapat dikontrol.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews