Impor Produk Hortikultura China di Batam Tak Terkendala Corona

Impor Produk Hortikultura China di Batam Tak Terkendala Corona

Ilustrasi.

Batam - Para distributor di Batam mengaku belum menerima edaran terkait penyetopan impor produk konsumsi dari China. Bahkan belum ada larangan resmi yang dikeluarkan Bea Cukai Batam. Mereka mengaku, produk pangan dari China masih masuk ke Batam. Apalagi pemerintah sejauh ini menegaskan larangan impor hewan hidup (live animal) dari China

"Masih akan mungkin (penyetopan), karena sampai sekarang pihak bea cukai belum ada larangan. Kalau menurut teman saya kemarin masih masuk (produk hortikultura)," kata Ketua Asosiasi Distributor Bahan Pokok Batam, Aryanto, Sabtu (8/2/2020).

Selama ini Batam sangat bergantung pada China terutama untuk persedian bahan pokok pangan masyarakat.

Produk Hortikultura seperti bawang putih, anggur, kentang, brokoli, jamur, bawang bombay, selama ini diimpor dari negeri tirai bambu tersebut. "Bawang putih saja 85 persen dari China. Kalau tidak masuk dari sana, mau masuk dari mana lagi bawang putih," ujarnya.

Aryanto mengaku akan mendukung pemerintah untuk mencari opsi lain impor dari negara lain. "Kita sebagai pengusaha juga akan berusaha semaksimal mungkin membantu pemerintah Kota Batam agar tidak sampai kosong persedian bahan pangan," ungkapnya.

Seperti halnya makanan dan minuman kemasan yang sebelumnya diambil dari China, dikatakannya akan dicari produk sejenis dari Malaysia.

Yang dikhawatirkan menurutnya adalah makanan yang biasa langsung dikonsumsi, seperti halnya buah-buahan, makanan dan minuman kemasan.

"Kalau sayuran biasanya dimasak, tapi menurut saya yang berbahaya justru yang dikonsumsi langsung. Karena begitu kita beli bisa langsung dikonsumsi jadi itu berbahaya menurut saya (jika terkontaminasi virus)," ucapnya.

 

Larang impor hewan hidup

Pemerintah terus melakukan upaya untuk mencegah masuknya virus corona yang berasal dari Wuhan, China ke Indonesia. Salah satunya, dengan mengeluarkan larangan mengimpor hewan hidup dari China.

Larangan impor ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dari hewan. Pasalnya, penyebaran virus yang menewaskan ratusan orang di China itu diduga tak hanya melalui manusia saja melainkan juga hewan.

"Terkait Kementerian Perdagangan karena disampaikan metode transmisi penyakit melalui human to human dan wild animal, kebijakan pemerintah melarang impor live animal dari Tiongkok," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (4/2/2020) lalu.

Pemerintah, kata dia, akan mengembalikkan hewan yang saat ini dalam proses pengiriman dari China ke Indonesia. Kebijakan ini hanya berlaku untuk hewan saja, sementara impor barang, produk holtikultura, hingga buah-buahan masih diperbolehkan.

"Perdagangan barang karena tidak terkait dengan penularan, maka perdagangan akan terus berlanjut dan juga termasuk holtikultura seperti bawang putih dan buah-buahan," jelas Airlangga.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, menutup sementara impor produk ikan dari China untuk mengantisipasi menyebarnya virus Corona ke Indonesia.

Keputusan moratorium impor produk China, menurutnya, wajar untuk kepentingan keamanan warga Indonesia.

"Sementara kita sedang mendata sejauh ini belum ada masalah," ujar Menteri Edhy kepada awak media saat ditemui dalam acara Rapat Kerja Pengawas (Rakerwas) di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, pihak kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk memperkuat pengawasan terhadap izin produk-produk impor dari wilayah asal virus corona. Saat ini ada 10 pintu masuk impor produk ikan.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews