Pertumbuhan Ekonomi Mentok 5% Bikin Susah Cari Kerja

Pertumbuhan Ekonomi Mentok 5% Bikin Susah Cari Kerja

Antrean pelamar kerja di Kawasan Industri Batamindo. (Foto: Dok.Batamnews)

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi nasional yang masih mentok di kisaran 5% disebut akan mempengaruhi angka kemiskinan dan lapangan kerja di Indonesia.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan rendahnya pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada lemahnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

"Walaupun inisiasi program Kartu Pra Kerja akan dilaksanakan, tetapi kapasitasnya belum mampu mengakomodir 7 juta orang pengangguran (pada 2019)," kata Tauhid dalam konferensi pers di INDEF Club, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Dia mengungkapkan padahal Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) saat ini kebanyakan yang berusia 15-24 tahun dengan latar belakang pendidikan SMK.

Tauhid menjelaskan realisasi kartu Pra Kerja akan menelan APBN sebesar Rp 10,3 triliun pada 2020. Target pelaksanaan pelatihan tahun ini untuk 2 juta pencari kerja. Dengan komposisi 1,5 juta dilakukan secara online.

Menurut dia ini bukan perkara mudah, lembaga vokasi seperti Balai Latihan Kerja (BLK) yang selama ini menjadi andalan pemerintah masih dipertanyakan efektifitasnya.

"Permasalahan mulai dari kurangnya instruktur, pelatihan yang tidak sesuai kebutuhan industri dan kurangnya perhatian stakeholder terkait seperti pemerintah daerah masih menjadi PR besar BLK sebagai pusat pelatihan," jelas dia.

Dia menambahkan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah sejak 2014-2019 tidak tepat sasaran. Hal ini tercermin dari penurunan angka kemiskinan selama periode tersebut rata-rata hanya 1,74%.

"Padahal anggaran yang dikeluarkan sudah mencapai triliunan rupiah termasuk untuk Bantuan Pangan Non Tunai, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sejahtera, Program Keluarga Harapan, Bantuan Sosial hingga Dana Desa," jelas dia.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews