Batam - Penyebaran wabah virus Corona dari Kota Wuhan, China menjadi perhatian dunia. Sejumlah negara siaga, bahkan ada yang sudah melarang masuk WNA asal China.

Kondisi ini mempengaruhi sektor pariwisata, khususnya Batam dan Kepulauan Riau. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Batam, Rafki Rasyid mengatakan secara keseluruhan sektor pariwisata berkontribusi relatif kecil terhadap perekonomian Batam. 

"Jadi dampaknya tidak begitu besar. Yang kita khawatirkan justru perlambatan ekonomi yang dialami oleh Singapura," katanya saat dihubungi Senin malam (3/2/2020). 

Pelambatan ekonomi Singapura dikhawatirkan akan mempengaruhi nilai ekspor barang dari Batam ke negara itu dan ini dinilai akan berdampak cukup besar.

Selain perlambatan ekonomi Singapura, turunnya permintaan barang dari China akibat virus Corona, juga dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang-barang manufaktur Batam. 

"Jika ini terjadi, maka perekonomian Batam akan sangat terpukul. Kita khawatirkan juga terjadinya PHK besar besaran jika permintaan dari pasar global terhadap barang manufaktur dari Batam menurun," jelasnya. 

Menurut Rafki untuk mengatasi hal ini pemerintah harus mengambil langkah langkah antisipatif baik yang bersifat pemberian insentif fiskal maupun non fiskal. 

Proyek proyek pemerintah harus direalisasikan di awal tahun untuk mengimbangi penurunan aktivitas ekonomi swasta akibat ancaman isu virus Corona. 

"Di APBD kan pemerintah sudah menganggarkan berbagai proyek pembangunan. Nah ini biasanya dikerjakan pada tengah tahun karena proses tender yang relatif lambat. Jangan dikerjakan di tengah tahun seperti yang sudah-sudah. Kalau bisa proyek ini dipercepat supaya bisa memberikan dorongan kepada ekonomi Batam," ucapnya.