HEADLINE NEWS

Kota Batam Dihantui Serangan Virus Corona

Kota Batam Dihantui Serangan Virus Corona

Petugas RSBP Batam mengevakuasi seorang pasien yang semula diduga terpapar virus corona (Foto: Batamnews)

Batam - Pusat Asrama Haji Batam Centre, Kota Batam, Kepri, menjadi pusat karantina suspect virus corona atau virus wuhan. Saat ini terdapat 8 orang kru kapal MV. Wavemaster yang tengah dikarantina di Asrama Haji Batam Centre.

Belum hilang kekagetan warga Batam soal adanya dugaan suspect pasien virus corona, muncul lagi wacana Asrama Haji Batam Centre, Batam, bakal dijadikan lokasi karantina. 

Kemudian beredar pula, Batam sebagai kota transit para WNI asal dari China yang dievakuasi pemerintah. Kabar ini membuat khawatir sejumlah warga. Mereka dihantui.

Selain itu, penetapan Asrama Haji sebagai lokasi karantina saat ini, dinilai warga Batam tidak mempertimbangkan berbagai aspek. Apalagi Asramah Haji selama ini sebagai lokasi karantina calon jemaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.

"Pertimbangkan Asramah Haji sebagai tempat karantina sangat sensitif," ujar seorang warga Batam kepada Batamnews, Jumat malam.

Tidak itu saja, pemilihan Batam sebagai tempat transit atau wacana sebagai tempat karantina juga sangat disayangkan.

Apalagi Batam atau Kepri sebagai kota industri, kota wisata dengan kunjungan mencapai 2 juta lebih pada tahun 2019 lalu, sangat disayangkan apabila dijadikan tempat karantina.

Sementara itu, pengelola Asrama Haji Batam, Budi membenarkan ada delapan kru Wavemaster 6 itu dikarantina di dua kamar yang terletak di lantai 3 Gedung Arafah. Lokasi itu juga disterilkan untuk semua orang, termasuk kalangan jurnalis.

"Tidak ada yang boleh naik ke atas melihat tanpa seizin KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dan mereka (kru) juga enggan ditemui," kata Budi.

Meski lokasi itu disterilkan, namun tidak ada pengamanan berlebih. Petugas disiagakan di lokasi tersebut untuk memastikan, pasien tidak melakukan kontak dengan warga. 

"Kita hanya diminta KKP mengawasi,kalau untuk makan mereka nanti diantar pihak kapal. Jadi kami hanya mengawasi mereka saja," jelasnya. 

Enam orang yang dikarantina merupakan awak kapal Wavemaster 6, yang membawa seorang warga Batam yang menjadi pasien suspect virus Corona.

Kapal itu tiba dari Singapura di Pelabuhan Internasional Batam Centre pada Rabu (29/1/2020) lalu sekitar pukul 12 siang.

Dari manifest kapal ada sebanyak 17 penumpang termasuk satu warga yang kini diisolasi di RSUD Embung Fatimah.

Asrama Haji Jadi Tempat Karantina?

Sementara itu Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan tidak ada keputusan apakah WNI yang dievakuasi dari China ke Asrama Haji Batam Centre, Batam, Kepri.

Hal itu sehubungan dengan beberapa pemberitaan mengenai penerbangan yang membawa WNI dari Wuhan ke Batam, dimana dalam beberapa pemberitaan itu, WNI yang dievakuasi akan di karantina di Asrama Haji Batam.

"Kami sampaikan bahwa, sampai dengan saat ini, tidak ada pembahasan mengenai hal tersebut dari pihak-pihak terkait, termasuk rencana melakukan proses karantina di Asrama Haji Batam," ujar Dendi Gustinandar kepada Batamnews, Jumat (31/1/2020) malam.

"Kami sampaikan juga bahwa sampai saat ini belum ada instruksi dari pimpinan BP Batam untuk menjadikan Asrama Haji Batam sebagai tempat karantina seluruh WNI yang di evakuasi dari Wuhan," imbuh Dendi.

Dendi mengatakan, Asrama Haji memang disiapkan sebagai tempat karantina apabila ada kejadian di Batam saja, bukan menjadi tempat Karantina evakuasi seperti yang dimaksud dalam pemberitaan.

Bantahan Kadis Kesehatan 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan belum ada kepastian apakah pesawat yang mengangkut 243 WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ke Batam. 

"Belum ada kepastian mengenai apakah akan mendarat atau tidak," ujar Didi saat diwawancarai wartawan sebuah televisi swasta, Jumat malam ini.

Didi mengatakan sudah rapat dengan sejumlah stake holder. "Besok dilanjutkan pertemuan dengan leading sector, keputusan berada di Jakarta," ujar Didi.

Sedangkan mengenai kesiapan dan simulasi, kata Didi, Batam sudah siap.

"Seandainya transit saja, tidak turun, parkir di mana, kita siapkan makanan. Kalau seandainya singgah dan orangnya turun, masuk karantina, kalau ada yang sakit kita siapkan ambulans ke rumah sakit yang sudah ditentukan," ujar Didi.

Apakah akan transit atau karantina, "Tidak ada kepastian."

Ditolak Warga Batam

Sejumlah elemen masyarakat di Kota Batam, Kepri, menolak Kota Batam dijadikan pusat karantina WNI yang dievakuasi dari China. Kabar terbaru, Batam diusulkan jadi lokasi karantina WNI dari negara yang sedang diterpa virus corona atau virus wuhan tersebut.

"Kami menolak Batam dijadikan karantina WNI asal China," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia Yuhendri SE kepada Batamnews, Jumat (31/1/2020).

Menurut Yuhendri, rencana Batam menjadi lokasi transit pun cukup meresahkan, apalagi bakal menjadi tempat karantina. 

"Ini meresahkan masyarakat Kota Batam, apalagi kalau benar jadi di Asrama Haji," ujar Yuhendri.

Menurut Yuhendri, pemerintah harus mempertimbangkan kembali hal itu. Selain itu Batam juga dikenal sebagai kota industri yang memiliki investor yang butuh kenyamanan dalam berusaha.

Elemen Masyarakat Menolak

Selain itu, Ormas Kepemudaan Gema Minang Kota Batam juga menolak.

"Kami mengkhawatirkan datangnya WNI dari Wuhan ini akan menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian dan investasi Batam. Batam yang masih dalam kondisi merangkak untuk bisa bangkit kembali akan kembali terpukul jika diharuskan mengurus WNI dari Wuhan ini," ujar Antoni Lendra, Ketua Gema Minang Kota Batam, Jumat malam.

Menurutnya, investor yang sudah ada akan merasa resah dan ketakutan. Sehingga bisa membuat investor hengkang dari Bata,.

"Kami mendukung Pemko Batam dan Pemprov Kepri menolak rencana penempatan WNI dari Wuhan itu di Batam. Masih banyak daerah lain yang memiliki fasilitas kesehatan memadai yang bisa dipakai untuk menampung dan mengisolasi WNI dari Wuhan ini," ujar dia. 

Kata Antoni, pemerintah seharusnya mempertimbangkan Batam sebagai daerah investasi bukan daerah penampungan warga yang diindikasikan terkena virus Corona. Kedatangan WNI dari Wuhan ini telah memuat resah bagi masyarakat Batam.

Tiongkok yang memiliki fasilitas kesehatan lebih canggih dari Batam saja melakukan isolasi terhadap satu kota terjangkit virus Corona. "Kami tidak ingin Batam mengalami nasib yang sama dengan Wuhan yang diisolasi karena penyebaran virus Corona." 

Menurutnya, pemerintah harus bijak untuk tidak menjadikan Batam tempat penampungan warga yang diindakasikan terpapar virus corona. Dampak psikologis dari hal ini akan berdampak sangat buruk kepada perekonomian Kota Batam.

1 Suspect di RSUD

Sementara itu kondisi pasien suspect Corona di Batam semakin membaik. Pria berusia 40 tahun tersebut masih dalam pengawasan tim medis RSUD Embung Fatimah.

Direktur RSUD Embung Fatimah, Ani Dewiyana mengatakan suhu tubuh pria itu sudah normal dan tidak mengalami sesak nafas.

Bahkan saat ini kondisi pasien kata Ani sudah bisa turun dari tempat tidurnya dan berjalan di sekitar ruangan isolasi. 

"Kami tetap melakukan penangan yang intensif terhadap pasien tersebut dan tetap ditempatkan di ruangan isolasi,” kata Ani,Jumat (31/1/2020). 

Terkait penanganan khusus lainnya, Ani menyebutkan tidak ada. Sesuai dengan prosedur, pasien diberikan sejumlah terapi. 

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyampaikan hal serupa. Dari pernyataan dokter yang menangani, pasien sebenarnya sudah diperbolehkan pulang. 

“Kalau kata dokter Sianturi (dokter yang menangani,red) sudah bisa pulang, tapi saya minta tunggu dulu,” ujar Didi. 

Ia meminta supaya pasien tetap di ruangan isolasi sampai hasil laboratorium dari Litbangkes Jakarta keluar. “Tunggu hasil lab keluar dulu,” katanya. 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews