Pembunuhan Bocah di Mojokerto, Polisi: Ibunya Tinggal di Batam

Pembunuhan Bocah di Mojokerto, Polisi: Ibunya Tinggal di Batam

Penemuan mayat Dio di bawah jembatan. (Foto: detikcom)

Mojokerto - Seorang bocah kelas 4 Sekolah Dasar (SD) di Mojokerto, Ardyo William Oktaviano alias Dio (13) dibunuh dan mayatnya dibuang di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, dalam kondisi tak bernyawa, Kamis (30/1/2020). Bocah itu dihabisi di lokasi berbeda.

Kapolsek Kemlagi AKP Supriadi mengatakan, Dio tinggal bersama neneknya di Dusun Ketemas. Karena bapak dan ibunya telah berpisah. Sang ibu saat ini tinggal di Batam. Oleh sebab itu paman korban yang datang untuk mengidentifikasi di rumah sakit. Belum diketahui apakah kabar kematian anaknya sudah diketahui sang ibu.

"Pamannya namanya Andik yang mengenali dan memastikan kalau itu keponakannya," kata Kapolsek.

Proses identifikasi dilakukan di RSUD RA Basuni, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Pengenalan wajah korban dilakukan pamannya, Andik serta pihak sekolah dan perangkat desa tempat tinggal korban.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto menuturkan, jembatan di tengah hutan jalur Mojokerto-Lamongan hanya menjadi lokasi pembuangan mayat Dio.

"Yang jelas kemungkinan itu (bawah jembatan Desa Kemlagi) lokasi pembuangan, bukan lokasi awal ya," kata kapolres kepada wartawan di kantor DPRD Kota Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Jumat (31/1/2020).

Ia menjelaskan, indikasi jembatan di Desa Kemlagi hanya menjadi tempat pembuangan mayat Dio salah satunya karena tidak ditemukan ceceran darah di lokasi tersebut. Dengan luka di kepala belakang yang diderita korban, kata Bogiek, seharusnya ada darah yang tercecer di lokasi penemuan mayat.

"Kemarin tidak ditemukan bercak darah yang tercecer. Harusnya dengan luka itu ada darah, di baju juga harusnya ada darah," terangnya.

Disinggung terkait kemungkinan adanya saksi yang melihat pembuangan mayat Dio, Bogiek mengaku masih mengumpulkan informasi. "Sementara informasi-informasi masih kami kumpulkan," cetusnya.

Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1/2020) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.

Tubuh bocah asal Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Mojokerto itu ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi. Jembatan ini di jalan tengah hutan yang menuju ke arah Lamongan.

Saat ditemukan, korban dalam kondisi kaku. Dia masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Polisi menyatakan Dio diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Pasalnya, terdapat sejumlah luka di kepala belakang dan wajah korban.

Menurut penuturan perangkat Desa Ketemasdungus Eko Wahyuti, Dio dibawa kabur seorang pria pada Rabu (29/1/2020) sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu korban sedang bermain gasing bersama 2 temannya di dekat rumahnya. Pria tak dikenal itu berambut gondrong, telinganya bertindik, serta mengendarai sepeda motor Yamaha Vega.

Terkait kabar penculikan Dio, Bogiek belum bisa memberikan kepastian. Karena saat ini anggotanya masih mengumpulkan informasi terkait tewasnya korban.

"Sementara informasi yang berkembang kami kumpulkan semua. Kemudian dari informasi itu yang menjadi arah penyelidikan kami. Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa," tandasnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews