BATAMNEWS.CO.ID, Riau - Calon Bupati Indragiri Hulu (Inhu) yang diusung PDIP, Yopi Arianto (34) kini harus berurusan dengan polisi. Ulahnya yang menepuk tiga kali pipi wartawan bernama Zulkifli Panjaitan (54) berujung pelaporan ke Polda Riau.

Zulkifli melaporkan perbuatan bupati karena merasa profesinya sebagai wartawan dilecehkan Yopi di depan umum.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo  mengatakan, pihaknya segera memeriksa Yopi usai setelah menerima laporan Zulkifli.

"Sedang kita selidiki. Kita kumpulkan dulu beberapa informasi, kemudian pekan depan kita panggil beberapa saksi dan terlapor (Yopi Arianto)," kata Guntur, Rabu (5/8/2015).

Untuk kepentingan penyelidikan, penyidik Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau juga akan memintai keterangan saksi korban agar penyelidikan berjalan. "Pelapor (Zulkifli) sudah kita mintai keterangannya saat membuat laporan. Tapi akan kita panggil lagi," jelas Guntur.

Sebelumnya diberitakan, Zulkifli mengaku pipinya ditepuk sebanyak tiga kali saat Yopi masih menjabat sebagai Bupati Inhu, karena tak terima diberitakan oleh Zulkifli terkait prediksi Pilkada dan berita dugaan asusila, Kamis (30/7/2015) lalu.

Kejadian tersebut terjadi secara mendadak saat Zulkifli keluar dari kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Inhu, di Simpang Pematang Reba menuju mobilnya. Sejurus kemudian, Yopi datang dan turun dari mobil Kijang Innova yang ditumpanginya. Dia lalu mendatangi Zulkifli.

Adapun informasi di beberapa media di Riau menyebutkan bahwa pipi Zulkifli ditampar Bupati Yopi di halaman Gedung PWI Inhu terkait pemberitaan prediksi Yopi akan keok di Pilkada Inhu dan dugaan perbuatan asusila bupati.

"Berita apa yang kau buat nih," kata Zulkifli menirukan ucapan Yopi. Saat mengucapkan pernyataan itu, Yopi sambil menepuk pipi kiri Zulkifli sebanyak tiga kali di depan sejumlah pejabat dan ajudannya, serta dilihat masyarakat sekitar.

Zulkifli tak menyangka pipinya ditepuk Yopi Arianto gara-gara  pemberitaan prediksi Pilkada Inhu, dan mengulas berita dugaan moral di media tempatnya bekerja.

"Untuk pasal yang akan dijerat, itu nanti sesuai proses penyelidikan, kita kumpulkan dulu bukti-buktinya," pungkas Guntur.

[mdk/dtc]