Pak Syahrul, Anak Saya Ada Tujuh Mau Makan Apa?

Pak Syahrul, Anak Saya Ada Tujuh Mau Makan Apa?

Puluhan PKL disambut oleh M Apriyandi, putra Walikota Tanjungpinang sekaligus Anggota Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang saat menyambangi rumah Syahrul (Foto:Adi/Batamnews)

Tanjungpinang - Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) mendatangi kediaman Wali Kota Tanjungpinang Syahrul. Mereka meminta izin kembali berjualan di Taman Laman Boenda Tanjungpinang.

Sebelumnya mereka dilarang berjualan petugas Satpol PP Tanjungpinang dengan alasan Peraturan Daerah Pemko Tanjungpinang. 

Puluhan pedagang ini pun disambut oleh M Apriyandi, putra Walikota Tanjungpinang sekaligus Anggota Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang. Ia pun menjelaskan kepada pedagang mengenai larangan berjualan di Taman Laman Boenda Tanjungpinang.

"Bapak, Ibuk, semuanya, kan kemarin sudah kita dudukan bersama mengenai persoalan ini, saya berdiri di sini sebagai perwakilan masyarakat," kata Andy dihadapan puluhan pedagang di kediamannya.

Ia mengatakan, kawasan Taman Laman Boenda Tanjungpinang sudah tidak boleh lagi untuk berjualan karena sudah ada Peraturan Daerah.

"Ini aturan bapak ibuk, saya tidak bisa melanggar aturan, masalah ini sudah di bahas di DPRD Kota Tanjungpinang dan nanti tanggal 26 Desember ada pertemuan bersama bapak, ibuk," jelasnya.

Menurut Andy, belum lama ini PKL bersama Pemerintah telah mengadakan pertemuan di Kantor BUMD Tanjungpinang, pada saat pertemuan itu para PKL dibolehkan berjualan hingga sampai malam Minggu kemarin.

"Kan dalam pertemuan kemarin sudah sepakat, dan diberikan solusi ibu boleh berjualan di Melayu Square, diberikan gratis selama satu bulan," jelasnya.

Mendengar penjelasan itu, para pedagang pun bersikeras dan minta torelansi agar dapat berjualan di daerah tersebut hingga keputusan pertemuan pada tanggal 26 Desember mendatang.

"Pak kami bermohon berikanlah kami toleransi agar bisa berjualan lagi disana hingga putusan nanti," kata Mah Yar selaku pedagang martabak telor.

Ia mengatakan, bahwa dirinya sudah empat tahun berjualan di sana, dan tidak pernah dipersoalkan. Ia berharap pemerintah memberikan toleransi agar ia bersama pedagang lainnya bisa berjualan lagi.

"Anak saya ada tujuh orang, tiga orang masih kecil, mau makan apa mereka, saya berjualan agar anak saya bisa sekolah dan bisa seperti bapak," katanya sambil menangis.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews