Warga Karimun Bisa Nikmati Gerhana Matahari Cincin 2 Jam Lebih

Warga Karimun Bisa Nikmati Gerhana Matahari Cincin 2 Jam Lebih

Ilustrasi gerhana matahari cincin. (Foto: Liputan6.com)

Karimun - Fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC) bakal berlangsung pada 26 Desember 2019 mendatang. Peristiwa ini bakal bisa dilihat di Kabupaten Karimun.

Kepala Stasiun Meteorologi Raja Haji Abdullah Tanjung Balai Karimun Raden Eko mengatakan, Gerhana Matahari Cincin (GMC) ini sebetulnya bisa dilihat di seluruh Indonesia.

"Tapi akan terlihat jelas di Riau dan Kepri," ujarnya, Kamis (12/12/2019).

Disebutkan Eko, hal itu merupakan fenomena yang secara umum terjadi dalam kurun waktu satu hingga dua tahun sekali.

Dijelaskannya juga bahwa, Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat berada satu garis.

Pada saat itu piringan bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil dari pada piringan matahari, sehingga matahari akan tampak seperti cincin.

Untuk GMC tersebut akan berlangsung lebih kurang 2 jam 16 menit sampai 3 jam 51 menit. Kontak awal gerhana diprediksi dimulai sekira pukul 10.03 -12.34 WIB, pertengahan gerhana 11.49 - 13.51 WIB dan kontak akhir gerhana 13.48-15.00 WIB.

Disebutkan juga bahwa, GMC memiliki sedikit dampak bagi hewan. Karena mengganggu siklus hidup disebabkan perubahan waktu tiba-tiba.

"Sedangkan untuk manusia bisa dikatakan sangat kecil," katanya.

Selain itu, dampak lainnya akibat GMC juga akan menganggu saluran komunikasi, namun hal itu tidak terlalu signifikan.

Menurut dia warga boleh menikmati fenomena ini tetapi dengan cara yang benar. Pengamatan tidak boleh menatap langsung matahari dan jangan menggunakan kacamata hitam biasa dan film foto.

"Pengamatan sebaiknya menggunakan filter UV. Sehingga tidak berdampak langsung ke mata karena sangat membahayakan. Intensitas cahaya matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, masyarakat bisa menyaksikan GMC dengan menggunakan alat bantu," katanya.

Efek GMC terhadap gelombang laut tidak terlalu signifikan. Menurutnya, saat ini gelombang laut memang sudah kuat dikarenakan pengaruh angin utara atau musim pancaroba.

"Gelombang laut kurang signifikan, tapi gelombang laut bulan ini lebih dipengaruhi oleh mulainya bertiup angin utara atau musim pancaroba. Selain itu untuk pasang surut juga tak signifikan mengingat kejadiannya sangat singkat," ujar Eko.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews