Karbondioksida di Bumi Tembus Level Berbahaya

Karbondioksida di Bumi Tembus Level Berbahaya

Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan salah satu industri penghasil karbon dioksida terbesar. (Kodda/Thinkstock)

Jakarta - Karbondioksida, gas rumah kaca yang disebut paling berperan dalam pemanasan global, mencapai rekor tertinggi kandungannya di atmosfer Bumi pada tahun 2018. Demikian tertera dalam laporan terbaru dari World Meteorological Organization (WMO).

Dikutip dari USA Today, konsentrasi rata-rata karbondioksida global mencapai 407,8 bagian per juta pada tahun 2018, naik dari 405,5 bagian per juta di tahun 2017.

"Tidak ada tanda-tanda perlambatan, apalagi penurunan, dalam hal konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meskipun semua komitmen di bawah Paris Agreement on Climate Change," tutur Sekjen WMO, Petteri Taalas.

Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas melepaskan gas rumah kaca semacam karbondioksida dan metana ke atmosfer dan lautan Bumi. Jumlah berlebih gas rumah kaca menyebabkan temperatur Bumi meningkat pada level yang tak bisa dijelaskan dengan faktor alamiah.

Lembaga National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebut bahwa suhu dunia meningkat sekitar 2 per 3 fahrenheit dalam 20 tahun terakhir.

WMO menilai tren buruk yang terus terjadi ini bisa berarti generasi masa depan akan menghadapi imbas berat perubahan iklim termasuk perubahan suhu, cuaca ekstrim, kenaikan level air laut dan kerusakan ekosistem tanah dan perairan.

"Terakhir kali Bumi mengalami konsentrasi karbondioksida yang sama adalah 3 sampai 5 juta tahun silam," kata Taalas.

Pada saat itu, temperatur Bumi lebih panas 5 derajat dan level air laut 19 meter lebih tinggi dibandingkan dengan zaman sekarang.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews