Kapal Nakal Buang Limbah Minyak Susah Ditangkap, Ini Penjelasan DLH Kepri

Kapal Nakal Buang Limbah Minyak Susah Ditangkap, Ini Penjelasan DLH Kepri

Pencemaran minyak di perairan Belakangpadang. (Foto: istimewa)

Batam - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Pencemaran Tumpah Minyak Provinsi Kepri belum menemukan satupun perusahaan atau kapal yang melakukan pencemaran atau membuang minyak di perairan Kepri. Alasannya kapal tersebut terus bergerak. 

Kasi Pengelolaan Limbah B3 DLH Kepri Provinsi Kepri Edison yang tergabung dalam satgas mengatakan, dugaan minyak yang dibuang berasal dari kapal melintas di perbatasan Singapura dan Indonesia. 

"Pencemaran minyak sumbernya diduga dari kapal yang sengaja buang limbah perairan perbatasan Kepri," kata Edison, kepada Batamnews, Senin (18/11/2019).  

Ia melanjutkan, sampai saat ini belum ditemukan satu pun kapal yang melakukan pembuangan limbah tersebut. Meskipun, pencemaran ini sudah terjadi hampir setiap tahun. 

Edi mengatakan, salah satu kendalanya adalah kapal yang melakukan pembuangan minyak selalu bergerak. "Susah untuk memastikannya, sebenarnya kita sudah ada upaya untuk melakukan tangkap tangan," kata Edi. 

Tumpahan minyak berwarna hitam pekat mencemari perairan Belakangpadang, Batam. (Foto: istimewa)

Ke depan, lanjutnya satgas tim daerah terus berkordinasi dengan kementerian untuk mencari sumber pencemaran tersebut. "Satgas ini diketuai Gubernur Kepri langsung," ujar dia. 

Intinya, kata Edi, seluruh tim yang tergabung dalam Satgas yang berada di bawah Kemenko Kemaritiman itu sudah bekerja maksimal terutama untuk patroli dan pengawasan.

"Dibandingkan, 2018 ini jumlah limbah yang dibuang jauh berkurang dengan adanya patroli dan pengawal laut, bahkan ke depan akan ditambah tim patroli," katanya. 

Selain itu, di Kepri juga terdapat satelit radar untuk mengawasi laut, secara cepat bisa diketahui wilayah yang tercemar akibat pembuangan minyak. 

"Kalau ada satelit itu, antisipasi bisa lebih cepat," katanya. 

Edi meminta, masyarakat ataupun pemilik kapal tidak membuang limbah ke laut. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan minyak ini pantai di sekitaran kawasan menjadi kotor, boat atau pancung kotor, nelayan susah melaut 

"Dalam waktu dekat kita akan rapat koordinasi menindaklanjuti atau penangulan tumpahan minyak tersebut," kata dia. 

Pencemaran minyak di perairan Belakangpadang ini dilaporkan langsung oleh masyarakat kepadanya 16 November 2019 lalu. Setelah itu petugasnya yang tergabung dari DLH Kota Batam, KSOP Batam, DLHK Kepri langsung turun ke lokasi. 

"Selain itu kita dalam pembersihan bekerjasama dengan Pertamina Pulau Sambu," kata dia. 

Minyak tidak hanya mencemari perairan di sekitaran pelabuhan Belakangpadang, tetapi juga berdampak kepada hunian warga yang berada di kawasan tersebut. Sampai saat ini kondisi sudah mulai bersih, meskipuan ada sisa limbah di beberapa tempat. 

"Diperkirakan luasan perairan yang tercemar 1 km, kalau 2018 lebih luas lagi," kata dia. 

Sepertinya lanjut Edi, kapal membuang limbah sengaja mencari tempat lain untuk melakukan pembuangan. Beberapa tahun lalu terjadi hanya di Nongsa dan kawasan Bintan.

"Ini pertama baru lagi di Belakangpadang," kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews