Sosok Arvilla Delitriana, Insinyur yang Bikin Jembatan Melengkung LRT di Jakarta

Sosok Arvilla Delitriana, Insinyur yang Bikin Jembatan Melengkung LRT di Jakarta

Jembatan Melengkung LRT di Jakarta. (Foto: Instagram/Jokowi)

Jakarta - Konstruksi jembatan lengkung ruas Kuningan, Jakarta Selatan, pada lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek adalah rancangan insinyur tanah air bernama Arvilla Delitriana. Dengan tersambungnya salah satu bagian tersulit dari konstruksi jalur LRT Jabodebek ini, proyek kereta LRT kian dekat beroperasi.

LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan: Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi. Berikut sosok Arvilla Delitriana, insinyur yang merancang jembatan melengkung LRT di Jakarta:

 

Lulusan ITB

Arvilla Delitriana, insinyur lokal yang merancang jembatan lengkung bentang panjang ruas Kuningan pada lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek. Alvira lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Keberhasilan Alvira mendapat pujian langsung Presiden Jokowi.

"Begitulah rumitnya pekerjaan jembatan bentang panjang untuk LRT Jabodebek yang melayang di atas flyover Kuningan, Jakarta Selatan ini. Untunglah, sang insinyur, Ibu Arvilla Delitriana, lulusan Institut Teknologi Bandung berhasil merancang jembatan menakjubkan itu dan tersambung dengan presisi sejak kemarin (Rabu, 11/10/2019)," kata Presiden Jokowi.


Merancang Beberapa Jembatan di Indonesia

Sebelum berhasil merancang jembatan lengkung LRT di ruas Kuningan, Arvilla berhasil merancang jembatan di Indonesia. Antara lain; Jembatan Kali Kuto Semarang.

Kemudian Jembatan Layang khusus Busway ruas Adam Malik di Jakarta, Jembatan Pedamaran 1 dan 2 di Provinsi Riau, dan Jembatan Kereta Api Cirebon-Kriya, serta Jembatan Perawang di Provinsi Riau.


Jembatan Lengkung LRT Membentang 148 Meter

Arvilla Delitriana berhasil merancang konstruksi jembatan lengkung LRT Jabodebek yang membentang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter dan menggunakan material beton seberat 9.688,8 ton atau setara dengan lebih tiga kali berat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Besi yang digunakan sejumlah 2.929,7 ton atau setara dengan lebih lima kali berat pesawat Airbus A-380. Tidak heran jika konstruksi ini mengukir dua rekor dari Museum Rekor Indonesia, yaitu sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang, dan sebagai jembatan dengan pembebanan axial static loading test terbesar.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews