Batam - Menjelang akhir  tahun, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam bersama dewan pengupahan kembali membahas Upah Minimum Kota (UMK) Batam 2020.

Pembahasan UMK merupakan pembahasan yang paling dinanti para buruh. Mereka menantikan berapa besaran yang akan ditetapkan untuk 2020 nanti.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan, untuk pembahasan UMK 2020 ini, pihaknya masih menunggu arahan dari pusat.

"Saat ini belum ada progres lagi, kita masih menunggu arahan pusat terkait nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi," kata Rudi kepada, Rabu (16/10/2019).

Walaupun belum dibahas, namun nilai UMK sudah bisa diprediksi. "Untuk tahun depan, UMK Batam diperkirakan sekitar Rp 4,1 juta. Acuan pembahasan besaran ini masih mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan," terang Rudi Sakyakirti.

Dikatakannya, menurut PP ini, gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman, termasuk upah bulanan terendah, upah tanpa tunjangan, upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah minimum sebagaimana dimaksud hanya berlaku bagi pekerja dibawah satu tahun pada perusahaan bersangkutan.

Sedangkan pekerja satu tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja atau buruh dengan pengusaha di perusahaan bersangkutan.

"Itu masih perkiraan saja, dimana penghitungan melihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan inflasi nasional saat ini," ujar Rudi.

Presentase pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi nasional kemudian dikalikan dengan besaran UMK tahun ini maka didapat besaran kenaikan upah untuk 2020.

Sementara Tim pengendali Inflasi beserta Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada 2019 berada di angka 3,5 + 1, dan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 - 5,4 % dengan UMK Kota Batam tahun ini sebesar Rp 3,8 juta.

Penetapan UMK ini, ditargetkan  Disnaker Kota Batam selesai paling lambat 40 hari sebelum diberlakukan pada awal 2020.

(das)