BATAMNEWS.CO.ID, Riyadh - Untuk pertama kali dalam 8 tahun terakhir, Arab Saudi harus menjual obligasi untuk bisa mendapatkan pinjaman empat miliar dolar AS. Pinjaman itu akibat defisit anggaran dan membiayai perang di Yaman.

Penjualan obligasi dilakukan sejak tahun lalu di pasar lokal, sebagai upaya mempertahankan tingkat belanja publik akibat harga minyak yang terus merosot.

Laporan Mint Press, yang dikutip CNBC, menyebutkan Fahad al-Mubarak -- Gubernur Badan Moneter Arab Saudi -- mengatakan pemerintah akan menggunakan kominasi obligasi dan cadangan untuk mempertahankan pengeluarkan dan menutup pembengkakan defisit.

"Kami berharap mendapatkan peningkatan pinjaman," kata Al-Mubarak seperti dikutip koran Al-Eqtisadiah.

Analis memperkitakan Arab Saudi mengalami defisit sekitar 130 miliar dolar tahun ini. Situasi menjadi lebih buruk karena Arab Saudi belum juga menebus obligasi yang dilepas tahun 2007, dan menggerogoti cadangan devisa sampai 737 miliar dolar AS sampai Agustus tahun lalu.

Semua itu dilakukan untuk mempertahankan pengeluarkan untuk gaji, proyek khusus, dan perang di Yaman. Harga minyak yang terus merosot membuat Arab Saudi kehilangan penghasilan 65 miliar dolar.

(ind/inilah)