Aroma Sanur dan SAH di Pendaftaran Soerya-Isdianto

Aroma Sanur dan SAH di Pendaftaran Soerya-Isdianto

Soerya Respationo dan Isdianto. (Foto: Batamnews)

Tanjungpinang - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau sudah di ambang mata. Tahun depan, perhelatan demokrasi lokal lima tahunan ini akan digelar.

Konstelasi politik di Provinsi Kepri pun dinamis. Terjadi perubahan signifikan usai Gubernur Nurdin Basirun dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi pada Juli lalu.

PDI Perjuangan, sebagai partai pemilik 8 kursi di DPRD Provinsi Kepri pun di atas angin. Mereka sudah menyiapkan kader-kader terbaiknya dalam konstestasi politik tahun depan.

Dua nama muncul, yakni Soerya Respationo dan Isdianto. Soerya merupakan bos partai berlambang banteng di Kepri, sementara Isdianto adalah petahana yang juga merupakan kader partai itu.

Kedua tokoh ini sama-sama berhasrat menjadi yang pertama di Kepri. Mereka mendaftarkan diri melalui partai yang sama, di hari yang sama pula, Senin (7/10/2019).

Menjadi menarik ketika mencermati sosok-sosok pendamping saat Soerya dan Isdianto mendaftarkan diri di Kantor DPD PDI Perjuangan Kepulauan Riau, kemarin.

Isdianto yang datang terlebih dulu, didampingi tokoh-tokoh pengusung pasangan Muhammad Sani-Nurdin Basirun (Sanur) pada Pilkada 2015 lalu.

Ada Saidul Khudri, Bali Dalo dan Ahars Sulaiman mendampingi adik mantan Gubernur Muhammad Sani ini. Ketiga nama itu notabene merupakan thinkerman saat Sanur berlaga melawan Soerya Respationo bersama Ansar Ahmad, hampir lima tahun lalu.

Sementara, Soerya didampingi oleh sosok pengusung dirinya bersama Ansar yakni Lis Darmansyah, Jumaga Nadeak dan Asmin Patros.

Baik Soerya maupun Isdianto sama-sama mendaftar sebagai calon gubernur. Nama terakhir juga mendaftar sebagai calon wakil gubernur.

Situasi ini mengesankan ada komunikasi politik yang tidak berjalan baik antar-kedua tokoh ini. Satu partai, namun memiliki hasrat sama menjadi yang utama alias gubernur.

Disinggung terkait hal ini, Soerya mengelak. Dia mengatakan, bahwa hubungan dirinya dengan Isdianto berjalan normal dan baik-baik saja. 

"Saya sekarang juga bisa menghubungi Pak Isdianto. Tidak lah, kami baik-baik saja," kata Soerya, Senin (7/10/2019).

Memang, tegas Soerya, dalam pandangan politik dan pilihan politik dalam proses pendaftaran cagub dan cawagub berbeda. Namun perbedaan itu adalah hal biasa.

Ia tidak menampik bila dalam proses pendaftaran ini ada tiga opsi yang bisa direkomendasikan oleh DPP PDI Perjuangan. 

"Pertama bisa saja saya dipilih sebagai calon gubernur dan Pak Isdianto sebagai wakilnya. Atau, Pak Isdianto dipilih sebagi cagub, tetapi saya tidak mau sebagai wakilnya," ujarnya. 

Soerya menyebutkan, bisa juga nantinya ada opsi ketiga, yang mana dirinya bisa berpasangan dengan calon wakil gubernur yang diusung parti lain. Hal itu tambahnya tidak menutup kemungkinan PDI Perjuangan akan berkoalisi dengan partai lain. 

Sebab jelasnya, selama ini PDI Perjuangan telah menjalin komunikasi politik dengan partai besar lainnya seperti Golkar, Gerindra, PKS, PKB dan Hanura. 

"Bahkan bisa juga dengan Demokrat nantinya. Jadi bisa saja saya akan berpasangan dengan calon di luar PDI Perjuangan," tegasnya.

Saat didesak kenapa tidak mau berpasangan atau menjadi wakilnya Isdianto? Soerya mengatakan tidak mungkin dirinya dijadikan wakil Isdianto.

"Bukan saya tak mau berpasangan dengan Pak Isdianto. Kan saya sudah jadi wakil gubernur dulu jadi untuk apa saya jadi wakil. Saya tak mau jadi orang kedua," ujarnya. 

Baca: Ambil Formulir Pendaftaran, Soerya Respationo: Saya Tak Mau Jadi Orang Kedua

Sementara Isdianto menanggapi hal ini mengatakan, akan menyerahkan semua keputusan ke pimpinan di pusat. 

"Saya dan Pak Soerya komunikasi baik-baik saja. Namun untuk pilihan dalam pendaftaran itu semua diserahkan ke masing-masing termasuk saya yang mengambil dua pendaftaran sebagai cagub dan cawagub," katanya. 

(sut)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews