Wiranto: Pengungsi di Jayapura Capai 3.225 Orang, Kondisi Wamena Kondusif

Wiranto: Pengungsi di Jayapura Capai 3.225 Orang, Kondisi Wamena Kondusif

Wiranto Jelaskan Situasi Papua dan Papua Barat. (Foto: Liputan6.com)

Wamena - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan jumlah pengungsi di Jayapura, Papua akibat kerusuhan di Wamena saat ini mencapai sebanyak 3.225 orang. Dia mengklaim kondisi di Wamena sudah kondusif.

"Saya sampaikan kalau keadaan di Wamena sendiri sudah kondusif, namun masyarakat non-Papua kan masih trauma," katanya, saat konferensi pers, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (30/9/2019).

Menurut Wiranto, perasaan trauma bagi warga Papua pendatang itu sesuatu yang wajar dan manusiawi setelah kerusuhan yang terjadi di Wamena.

Akibatnya, kata dia, banyak para pendatang yang merasa tidak aman di Wamena, sehingga meminta diungsikan ke tempat aman di Jayapura, Papua.

Padahal, Wiranto menjelaskan, masyarakat Papua pendatang itu selama ini yang menjadi penggerak roda perekonomian daerah, baik di Papua maupun Papua Barat.

"Jadi, bisa dibayangkan kalau mereka berbondong-bondong keluar dari Wamena, lalu siapa yang menggerakkan roda perekonomian di daerah itu," ujarnya pula.

Saat ini, Kementerian Sosial sudah turun untuk membantu meringankan kehidupan para pengungsi dengan penyediaan bahan makanan yang mencukupi, serta jaminan pelayanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan.

Yang terpenting saat ini, kata dia, tinggal bagaimana bisa menetralisir trauma itu dengan jaminan keamanan dan satu pemahaman, yakni demi kepentingan mereka sendiri.

"Sebab, teman-teman sudah melakukan satu usaha di sana, usaha macam-macam. Usaha-usaha itu kita sampaikan adalah yang berhubungan dengan perputaran roda ekonomi di sana. Yang langsung memfasilitasi kebutuhan rakyat," katanya lagi.

Apalagi, kata Wiranto, selama ini telah tercipta simbiosis mutualisme antara masyarakat Papua dengan warga pendatang yang membuka usaha bahan kebutuhan pokok.

"Ini suatu sistem yang telah berjalan selama puluhan tahun. Jika ini dirusak, akan mengganggu masyarakat di Wamena sendiri," katanya.

Para tokoh masyarakat Papua dan pemerintah daerah setempat, kata dia, menginginkan warga pendatang Papua kembali beraktivitas dan membuka usahanya kembali seperti biasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di Wamena.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews