Mengapa Minum Kopi Bikin Tubuh Terasa Lelah?

Mengapa Minum Kopi Bikin Tubuh Terasa Lelah?

Ilustrasi

Jakarta - Banyak orang memilih menyeruput kopi untuk memberikan stamina dan energi. Namun, ada sebagian yang justru merasa lelah setelah meminumnya.

Kopi dikenal memiliki kandungan kafein di dalamnya. Namun, kafein yang terkandung dalam kopi tidak mempengaruhi semua orang dengan cara yang sama. Ada yang merasa lebih berenergi atau justru sebaliknya.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), dalam secangkir kopi dengan volume 240 ml mengandung kafein sekitar 80-100 mg. Dilansir dari Medical News Today (25/9/2019) sebenarnya kopi tidak membuat orang lelah, tetapi kafein di dalamnya yang memberikan efek kelelahan pada tubuh seseorang.

Itu disebabkan karena kafein memblokir reseptor adenosin di otak. Adenosin adalah zat kimia otak yang mempengaruhi siklus tidur dan bangun. Kadar adenosin meningkat selama jam bangun dan menurun saat tidur.

Molekul adenosin berikatan dengan reseptor khusus di otak, yang memperlambat jalannya aktivitas otak dalam persiapan ketika ingin tidur. Namun, kafein mencegah hal ini terjadi dengan mengikat reseptor adenosin.

Sementara tubuh mampu menyerap kafein dengan cepat, sehingga orang dapat merasakan efeknya dalam beberapa menit setelah minum kopi. Faktanya, tubuh menyerap 99 % kafein dalam 45 menit setelah dikonsumsi.

Kemudian setelah tubuh sepenuhnya memetabolisme kafein yang diserap, efeknya akan hilang. Lamanya efek tersebut dirasakan tubuh juga bervariasi setiap orang. Meskipun menghambat reseptor adenosin, tetapi kafein tidak memproduksi molekul adenosin baru.

Ketika kafein habis, molekul adenosin dapat berikatan dengan reseptornya, sehingga bisa menyebabkan seseorang merasa ngantuk. Namun, beberapa orang yang rutin mengonsumsi kopi dan minuman berkafein lainnya dapat menahan rasa kantuk tersebut, karena tubuh mereka memproduksi lebih banyak reseptor adenosin untuk mengatasi rasa kantuk itu.

Hal ini juga dibuktikan melalui studi kecil dengan meneliti efek dari konsumsi kafein berkelanjutan pada kinerja bersepeda dari 11 orang dewasa yang aktif secara fisik. Awalnya para peserta penelitian memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan memberikan kekuatan bersepeda yang lebih kuat setelah minum kafein.

Namun, setelah 15 hari efek kafein mulai berkurang. Dengan hasil ini, menunjukkan bahwa orang yang secara teratur mengonsumsi kafein dapat membangun toleransi terhadap efek stimulannya.

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa paparan kafein secara terus menerus tidak memengaruhi cara tubuh menyerap atau memetabolisme kafein. Selain itu, penelitian ini juga mengatakan bahwa kafein pada kopi dapat meningkatkan kadar gula darah.

Efek kopi pada kadar gula darah tetap menjadi titik kontroversi bagi para peneliti. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa di dalam kopi dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Namun, efek buruk dari kafein bisa meniadakan efek menguntungkan dari minum kopi. Terlebih pada orang yang memiliki kadar gula darah yang tinggi bisa mengalami sakit kepala, kelelahan, sulit berkonsentrasi, selalu merasa haus, seringnya buang air kecil, insomnia, kecemasan dan gangguan kesehatan jantung. Itu akan terus terjadi sampai kadar gula darah dalam tubuh kembali normal.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews