BNPB Pamerkan Berbagai Produk Lokal di Batam Indofest 2019

BNPB Pamerkan Berbagai Produk Lokal di Batam Indofest 2019

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Rifai, saat hadir di Batam Indofest 2019 (Foto:Dyah/Batamnews)

Batam - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir pada pameran Batam Indofest 2019, yang berlangsung di Nagoya Hill Shopping Mall sejak tanggal 19-22 September 2019.

Berbagai produk dari kelompok-kelompok usaha terdampak bencana dari berbagai daerah pascabencana dan rawan bencana dihadirkan pada ajang tersebut.

"BNPB berkomitmen melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat setelah diterpa bencana. Salah satunya dalam dukungan pemasaran bagi kelompok-kelompok usaha yang terdampak bencana," kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Rifai, Jumat (20/9/2019).

Produk-produk yang dipamerkan oleh BNPB merupakan produk kelompok tani dan kelompok usaha yang telah mendapat pembinaan dan pembimbingan. Kemudin ditampilkan kepada masyarakat luas dengan sajian yang menarik.

Tahun ini Batam kembali dipilih sebagai lokasi pameran karena dinilai sebagai lokasi yang berpotensi untuk mengenalkan produk masyarakat. Sebelumnya BNPB juga hadir dalam Festival Kopi dan Coklat di Bandung.

Setelah Batam Indofest, pameran dengan tema yang berbeda akan berlangsung di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.  Melalui pameran ini, kelompok-kelompok usaha dari daerah pascabencana akan semakin terbuka akses pemasarannya dan perekonomian menjadi semakin pulih.

"Kali ini kami kembali adakan di Batam dengan harapan tidak hanya masyarakat lokal yang tahu produk ini, tapi masyarakat dari negeri tetangga seperti Malaysia juga bisa mengenal produk-produk ini," ujarnya.

Produk-produk yang dihadirkan BNPB di Batam Indofest 2019 ini antara lain, Kain Lurik Sukoharjo dari Jawa Tengah yang terkena tanah longsor dan banjir tahun 2018. Kemudian ada Tenun Lombok dari Lombok Timur yang terkena bencana gempa bumi tahun 2018.

Selanjutnya ada kerajinan kulit kayu dan noken dari Sentani Jayapura-Papua, dimana daerah ini pernah mengalami bencana banjir bandang cycloop dan banjir Sentani.

Selain produk kerajinan, ada juga produk makanan ringan seperti Madu Trigono dari Lombok Utara yang pernah terkena bencana gempa bumi tahun 2018. Mocaf Cookies dari Sumedang, Jawa Barat karena bencana tanah longsor tahun 2018.

Setelah itu ada Kripik Singkong Amor Bangkalan dari Madura. Daerah ini dulunya terkenan dampak bencana tanah longsor dan banjir bandang tahun 2018, serta Kue Pia Minahasa Sulawesi. Daerah ini juga mengalami bencana tanah longsor dan banjir tahun 2016.

"Tidak hanya itu, ada juga produk unggulan dari hasil pendampingan oleh BNPB berupa kopi dan teh," ucapnya.

Adapun kopi yang dihadirkan yakni Kopi Cimbang dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo (Erupsi Gunung Sinabung), Lajukela Coffee Lahan Gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti (upaya pengurangan risiko bencana kebakaran hutan dan lahan).

Selanjutnya ada Kopi Kepahiyang dari Kabupaten Kepahiang Bengkulu (banjir dan longsor), Kopi Baratas dari daerah Dieng dan Kalibening Kabupaten Banjarnegara (pergerakan tanah dan gempa bumi), serta Kopi Sajang dari Sajang Sembalun Gunung Rinjani Lombok Timur (gempa bumi).

Kemudian ada Kopi Latimojong yang berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan (bencana banjir dan tanah longsor). Sementara untuk produk teh, dihadirkan Teh Kayu Sepang dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (banjir dan gempa bumi).

Diketahui, produk yang di pamerkan dalam acara Batam Indofest 2019 ini mendapat respon positif dari masyarakat. Tak hanya masyarakat lokal, wisatawan juga melirik produk-produk yang dipamerkan.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews