Terungkap, Anggota BPK RI Dipenuhi Orang Partai Pendukung KMP

Terungkap, Anggota BPK RI Dipenuhi Orang Partai Pendukung KMP

Ketua BPK RI Harry Azhar Azis

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Roy Salam, menilai nama-nama calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diumumkan DPR, mengancam independensi lembaga ini. "Saya kira akan sulit menghindari benturan kepentingan dalam audit BPK ke depan," ujar Roy ketika dihubungi, Selasa, 16 September 2014.

Sebabnya, ada empat nama yang berasal dari partai politik sekaligus sebagai anggota Komisi XI. Hal ini dinilainya akan berimplikasi dalam audit-audit yang dilakukan BPK baik di pusat maupun daerah terkait dengan lembaga maupun partai, hubungan partai politik dengan yang diaudit, serta relasi ketua BK dengan pihak yang diaudit. "Bagaimana melepaskan benturan kepentingan tersebut. Ini tentu akan menggerus kredibilitas BPK," ujarnya.

Kelima anggota yang lolos mendapat suara terbanyak dalam proses seleksi DPR adalah Harry Azhar Azis, Rizal Djalil, Achsanul Qosasi, Eddy Moelyadi Soepardi, dan Moermahadi Soerja Djanegara. Empat nama pertama merupakan anggota partai. Khusus untuk Harry Azhar dan Aschanul Qosasi, keduanya merupakan anggota Komisi Keuangan atau XI.

Menurut Roy, keberadaan tiga orang calon yang berasal dari partai politik sekaligus sebagai anggota Komisi XI di dalamnya juga mencerminkan adanya konflik kepentingan. "Itu sarat dengan konflik kepentingan," ujar dia.

Tiga dari lima anggota BPK, yang terpilih dalam pemungutan suara oleh Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, merupakan politikus Koalisi Merah Putih, yang dalam pemilihan presiden lalu mendukung Prabowo Subianto.

Dalam pemilihan kemarin, politikus dari Partai Golkar Harry Azhar Aziz, politikus dari Partai Demokrat Achsanul Qosasi, serta Ketua BPK saat ini Rizal Djalil, terpilih. Sebelum di BPK, Rizal adalah legislator DPR dari fraksi Partai Amanat Nasional. 

Dua lainnya adalah anggota BPK periode 2009-2014, Moermahadi Soerja Djanegara, serta Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Bidang Investigasi Eddy Moelyadi Soepardi. Eddy sekaligus politikus Partai Kebangkitan Bangsa.

Moermahadi meraih suara terbanyak dalam pemilihan lewat voting tertutup itu. Eddy terpilih terakhir setelah melalui proses voting dua kali karena perolehan suaranya sama dengan Nur Yasin, yakni 23 suara. Setelah voting kedua, Eddy unggul dengan 31 suara, sedangkan Nur Yasin memperoleh 11 suara.

sumber: Tempo

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews