Tokoh Muda Papua: Demo Dulu Baru Ada Solusi, Begini Respons Wiranto

Tokoh Muda Papua: Demo Dulu Baru Ada Solusi, Begini Respons Wiranto

Samuel Tabuni (jas hitam) dalam jumpa pers bersama di Kemenko Polhukam. (Foto: detikom)

Jakarta - Tokoh muda Papua Samuel Tabuni menyampaikan aspirasinya dalam jumpa pers bersama di Kemenko Polhukam. Samuel menyebut pemerintah kerap lambat merespons aspirasi masyarakat Papua. Menko Polhukam Wiranto menjawab curhat Samuel.

Wiranto hari ini menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh Papua. Dalam pertemuan itu hadir Laksamana Madya (Purn) Freddy Numberi, Yorrys Raweyai, Samuel Tabuni, Alfred Papare, Frans Ansanay, Willem Frans Ansanay, Victor Abraham, Victor Abraham Abaidata, Yan Mandenas dan Airis Waimuri.


Saat giliran Samuel berbicaran, dia menyorot sulitnya masyarakat Papua dilibatkan dalam kegiatan PT Freeport. Lalu terjadi demo besar, baru masyarakat Papua dilibatkan dalam kegiatan PT Freeport.

Dia lalu mencontohkan lahirnya otonomi khusus untuk untuk Papua yang harus diawali aksi demo besar-besaran. Samuel menyayangkan hal tersebut, kenapa demo dulu baru ada solusi.

"Kalau pemikiran anak-anak muda Papua tidak kita rangkul, tidak kita berikan ruang, Papua tidak ada masa depan yang baik," ujar Samuel sembari mencontohkan saat ini aksi demo di Papua 'dimotori' oleh anak-anak muda Papua.

Samuel lalu bicara soal proses hukum terhadap pelaku rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya, yang disebutnya baru berjalan setelah ada demo.

"Padahal rasisme ini terjadi sejak lama. Itu menjadi amarah bagi orang Papua," ujarnya.

Dia meminta generasi muda di Papua meredam amarah dan memberi kesempatan kepada pemerintah. "Saya sepakat dengan Bapak Menteri (Wiranto, red), saat ini kita cooling down, saya minta teman-teman di Papua terutama generasi muda di Papua cooling down, beri ruang pemerintah hadirkan semua tokoh kita, kita lah yang menentukan nasib kita di atas tanah Papua dalam negara ini," imbuhnya.

Wiranto merespons Samuel. Dia menegaskan pemerintah akan berupaya lebih cepat merespons segala aspirasi dari Papua. Namun dia meminta massa aksi di Papua cooling down.

"Unek-unek itu tidak bisa selesai dengan demonstrasi, harapan itu tidak bisa selesai dengan membuat anarki, harapan itu bisa selesai dengan dialog, dialog yang konstruktif ya. Itu bisa terjadi kalau kita sudah cooling down," ujar Wiranto.

"Tadi disampaikan demo dulu baru ada solusi. Ke depan nanti nggak perlu demo, saya yakin Presiden Jokowi untuk yang kedua kalinya nanti lebih paham betul bagaimana membangun Papua ini," imbuh Wiranto.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews