Batam - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) juga akan diterapkan dalam pengelolaan rumah sakit. Direktur RSBP Sigit Riyarto mengatakan dirinya masih berharap jika hal tersebut memang terjadi.

"Namun kita serahkan semuanya kepada pemerintah pusat, dewan kawasan dan dewan KEK nasional untuk memproses," ujarnya, Kamis (22/8/2019).

Sektor rumah sakit menjadi KEK tersebut masih dalam pembahasan. Apalagi lokasi rumah sakit di Kecamatan Sekupang itu sangat dekat dengan pelabuhan internasional. Dengan KEK diharapkan rumah sakit bisa mendapat klien internasional.

Adanya KEK juga dinilai akan menghadirkan banyak alternatif. Terutama terkait pelayanan kesehatan, alat kesehatan, obat-obatan bahkan teknologi kesehatan.

"Jika di daerah non KEK perlu perizinan yang lama, nantinya di sini perizinannya bisa lebih cepat. Tenaga kesehatan profesional juga harapannya lebih mudah praktek di lingkungan KEK tersebut," ujarnya.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan penerapan KEK rumah sakit rencananya  dijalankan setelah penetapan ex officio tuntas.

Namun banyak hal yang saat ini masih perlu pembahasan dan persiapan. "Kita sebenarnya kalau mau hitung-hitungan waktu bisa sangat cepat. Tapi nanti saat kita percepat ada yang komplain, lebih baik sekarang kita hadirkan dulu ini loh kenyataannya (keuntungannya)," paparnya.

Edi melanjutkan, tujuan KEK itu bukan kepada tenaga kerja asing, tapi justru mendorong transfer teknologi.

KEK mengatur bagaimana fasilitas itu bermanfaat sehingga terjadi percepatan terhadap teknologi di Indonesia. Menurutnya ke depan, proses layanan tidak hanya sekedar mengobati orang, tapi juga bagaimana menghasilkan investasi.

"Kita gak mungkin sekarang diam, duduk terus tidak terjadi apapun, namanya rumah sakit, tenaga medis saat ini harus punya kemampuan merangkul klien setidaknya di Indonesia dan lebih lagi di luar negeri. Jadi ini menjadi tanggung jawab kita sama-sama," pungkasnya.

(das)