Pemulihan Sistem Kelistrikan Masih Berlangsung

Pemadaman Listrik di Batam Berpotensi hingga September

Pemadaman Listrik di Batam Berpotensi hingga September

Kantor PLN Batam.

Batam - Dua pembangkit besar PT PLN Batam di Tanjung Uncang dan Panaran mengalami gangguan berupa kerusakan gas turbin.

Kondisi tersebut menyebabkan cadangan daya (reserve margin) pembangkit sangat minim. Daya mampu pembangkit hampir sama dengan kebutuhan listrik di Pulau Batam dan Pulau Bintan.

Kerusakan Gas Turbin PLTGU PLN Batam di Tanjung Uncang menyebabkan daya mampu pembangkit berkurang sebesar 60 MW. Sedangkan Gas Turbin PLTGU PT. DEB di Panaran yang menyebabkan kemampuan pembangkit turun sebesar 40 MW.

"Gangguan ini, menyebabkan kemampuan pembangkit di Batam turun sebesar 100 MW," kata Direktur Utama bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura, Kamis (8/8/2019).

Daya terpasang pembangkit existing yang dimiliki PT PLN Batam sebesar 550 MW (kapasitas instal pembangkit milik PLN Batam dan IPP- Independent Power Producer).

Daya tersebut, tidak termasuk pembangkit yang ada di Pulau Bintan.

Dalam kondisi normal, PLN Batam sebenarnya memiliki reserve margin sekitar 90-100 MW. Dengan kebutuhan listrik beban puncaknya (BP) sistem kelistrikan Batam-Bintan sebesar 450-460 MW.

“Minimal, reserve margin atau cadangan yang harus dimiliki oleh bright PLN Batam adalah sebesar daya mampu pembangkit paling besar. Saat ini pembangkit terbesar bright PLN Batam adalah PLTU Tanjung Kasam sebesar 2x55 MW. Jadi cadangan minimal yang harus dimilki bright PLN Batam adalah 55 MW," ujarnya.

Lanjutnya daya yang dimiliki saat ini, sebenarnya tidak defisit, namun cukup pas-pasan. Sehingga pemadaman di luar perencanaan PLN bisa terjadi. Karena kebutuhan energi listrik di wilayah Batam terus meningkat.

Saat ini PT PLN Batam, tengah memperbaiki pembangkit-pembangkit yang ada. Diperkirakan  minggu kedua September hingga awal Oktober semua sudah selesai dan normal kembali.

Sedangkan untuk menghindari terjadinya pemadaman, salah satu langkah yang dilakukan bright PLN Batam adalah dengan mengoperasikan PLTD berbahan bakar HSD/MFO dan juga meminta ke PLN Tanjung Pinang untuk mengoperasikan PLTD HSD mereka disamping itu PLTU CTI 2x12,5 MW diharapkan dapat beroperasi secara kontinyu.

Bahkan PLN Batam juga menunda jadwal perawatan pembangkit Tanjung Kasam hingga perbaikan selesai.

“Sebenarnya mengoperasikan PLTD HSD ini menyebabkan kerugian bagi bright PLN Batam karena biaya operasi pembangkit ini sangat mahal semetara PLN Batam tidak mendapat subsidi. Tapi demi menghindari atau meminimalisir pemadaman hal ini tetap kami lakukan," ungkapnya.

Mewakili manajemen PLN Batam, Dadan Kurniadipura berharap masyarakat dapat mengerti kondisi PLN Batam dan mohon maaf atas ketidaknyamannannya.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews