Imigrasi Bali: Bule Pura-pura Gembel Bakal Kita Kirim ke Kedutaannya

Imigrasi Bali: Bule Pura-pura Gembel Bakal Kita Kirim ke Kedutaannya

Ilustrasi.

Denpasar - Banyaknya bule yang telantar di Bali seringkali disebabkan karena kehabisan ongkos. Imigrasi pun menyerahkan penanganan bule-bule itu ke kedutaan masing-masing. 

"WNA yang nggak punya duit atau pura-pura gembel kita kirimkan orang itu ke kedutaannya atau minta perlindungan ke kedutaannya yang notabene harus melindungi warga negaranya yang di sini banyak," kata Kabid Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ngurah Rai, Setyo Budiwardoyo di Denpasar, Bali, Selasa (25/6/2019). 

Setyo mengatakan banyak bule yang kehabisan ongkos berbuat onar hingga pura-pura gila di Bali. Setyo menyebut penanganan para bule yang telantar itu menjadi tanggung jawab kedutaannya masing-masing.

"Di kita cenderung kalau kita tampung harus memberi makan. Sebenarnya kalau anggaran kita saya kurang sreg harus kasih makan ke orang yang bersandiwara. Kami cenderung lebih memberikan surat dan bertelepon ke kedutaannya bahwa ada warga negara Anda yang memberikan perlindungan Anda ini saya kirim ke kedutaan," terangnya. 

"Jadi warga asing mana yang bermasalah di sini penanggungan biaya hidupnya atau makannya diserahkan ke kedutaan," sambungnya.

Dia punya catatan soal asal negara bule yang paling bermasalah di Bali. Jumlah tersebut tak lepas dari banyaknya kunjungan wisatawan negara tersebut ke Bali.

"Banyak bermasalah kalau angka yang sering belakangan ini Australia, Inggris, belakangan orang Rusia juga banyak. Kami akan cenderung ke kedutaannya untuk mengontrol, warga asingnya yang banyak berwisata ke sini," jelasnya. 

Dari catatan detikcom, kasus bule bikin onar biasanya terjadi di kawasan pariwisata seperti Kuta dan Ubud. Misalnya saja WN Denmark yang diantar ke RSJ Bangli karena bikin onar di kawasan Ubud, Sabtu (15/12/2018) lalu; WN Australia Thorn Charlton Jhon (42) yang ditangkap polisi karena menganiaya tamu di hotel di kawasan Kuta dan Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis (31/1); dan kasus Auj-e Taqaddas, WN Inggris penampar staf Imigrasi Bali yang kini menjalani pidananya di LP Kerobokan.    

(*)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews