Sarawak - Seorang gadis Malaysia berusia 16 tahun, Davia Emelia bunuh diri setelah menggunakan aplikasi polling instagram. Ia membuat poling di InstaStory-nya, terkait apakah ia layak untuk hidup atau mati.

Insiden ini menuai kontroversi bagaimana aplikasi berbagi foto memengaruhi perilaku pengguna muda yang tumbuh dengan cepat.

Dilansir dari Reuters, remaja berusia 16 tahun itu tinggal di negara bagian Sarawak, Malaysia timur. Sebelum kematiannya pada 13 Mei, dia membuat instastory berisi polling yang meminta pengguna untuk membantunya memilih antara Live dan Death yang ia tulis "L" dan "D" - atau "hidup" dan "mati."

Sekitar 69% orang yang merespons menjawab dengan "D." Gadis itu kemudian mengakhiri hidupnya dengan melompat dari bangunan rumahnya.

headline media lokal di Malaysia.

Namun, seorang pejabat Instagram yang menangani insiden itu dikutip mengatakan bahwa dalam penghitungan akhir untuk jajak pendapat 24 jam, suara "L" berada di 88%.

Polisi menduga bahwa sejumlah responden mengubah suara mereka setelah bunuh diri remaja itu dilaporkan secara luas di media.

Ada juga laporan bahwa dia berurusan dengan depresi, dan polisi tampaknya sedang menyelidiki apakah polling instagram itu secara langsung terkait dengan kematiannya.

Menyusul insiden tersebut, Instagram telah menyatakan, "Kami bertanggung jawab secara penuh memastikan bahwa orang yang menggunakan Instagram merasa aman dan didukung. Sebagai bagian dari upaya kami sendiri, kami mendesak semua orang untuk menggunakan alat pelaporan kami dan untuk menghubungi layanan darurat jika mereka melihat adanya perilaku yang menempatkan keselamatan orang dalam bahaya. "

Di bawah hukum Malaysia, menghasut anak di bawah umur untuk mengambil nyawanya sendiri dapat dihukum mati atau hingga 20 tahun penjara.

Kejadian ini juga menjadi perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq. Ia akan menelusuri akar masalah kasus ini.

(fox)