Depresi Tinggi di Usia 20-40 Tahun Bisa Picu Bunuh Diri

Depresi Tinggi di Usia 20-40 Tahun Bisa Picu Bunuh Diri

Ilustrasi.

Batam - Kasus bunuh diri di Provinsi Kepulauan Riau terjadi dalam waktu berdekatan pada dua bulan awal 2019. Bunuh diri ini terjadi di Bintan, Batam dan Karimun.

Peristiwa bunuh diri diawali dengan kejadian di Bintan pada Sabtu (5/1/2019). Agustina, pria berusia 32 tahun ditemukan tak bernyawa di  RT 06/02, Kampung Simpangan Batu 16, Desa Toapaya Selatan.

Kemudian, tewasnya anggota Polsek Batuampar, Bripka Christian Poltak Bosta Sitorus, yang disebut menembakkan pistol ke kepalanya, menghebohkan publik Batam pada Rabu (13/2/2019).

Lebih dari sepekan berikutnya, Syahrul (50) warga Perumahan Taman Pesona Indah, Blok D1 Nomor 10, Tanjung Uncang, Batuaji mengakhiri hidupnya di seutas tali yang terlilit di kusen kamarnya, Senin (25/2/2019).

Terakhir, hanya berselang dua hari, Muhammad (40) seorang buruh PT Tiga Naga Mas ditemukan tak bernyawa dengan cara gantung diri di basecamp perusahaan, Desa Tanjung Kilang, Durai, Karimun, pada Rabu (27/2/2019) dini hari.

Dari sejumlah kasus tersebut, bunuh diri justru dilakukan oleh laki-laki usia dewasa madya (40 - 60 tahun). Sebuah usia yang seharusnya bisa matang dalam menentukan keputusan.

Baca: Warga Toapaya Bintan Geger, Agustina Tewas Gantung Diri

Psikolog sekaligus pendiri Widad Community, Melly Puspita mengatakan, bunuh diri dianggap salah satu cara yang paling tepat bagi sebagaian orang yang memiliki tingkat depresi tinggi.

"Tujuannya untuk menyelesaikan permasalahan dia (pelaku bunuh diri) dunia. Padahal, pemikiran tersebut, sangat tidak tepat," kata Melly dalam perbincangan dengan Batamnews.co.id

Menurut Melly, usia dewasa juga tidak menjamin kematangan psikologis seseorang. Karena dewasa dinilai dari usia lahir seseorang. 

Baca: Geger! Polisi Tembak Kepala Sendiri di Polsek Batu Ampar

Dimana, usia 20 - 40 tahun saja sudah masuk dalam usia dewasa awal. Sedangkan kematangan seseorang, dinilai dari tempaan penguatan psikologi seseorang.

"Karakter orang yang memilih jalan pintas untuk menyelesaikan masalah, mereka dikategorikan belum matang. Mungkin usianya sudah dewasa tapi belum tentu matang secara psikologis," kata dia. 

Orang yang belum matang secara psikologis seperti anak-anak menginginkan sesuatu berjalan sesuai kehendaknya. Seseorang dengan psikologis yang belum matang, ada dorongan impulsif saat itu juga ketika dia menghendaki sesuatu. 

"Ada dorongan impulsif atau sekonyong-konyong, memutuskan saat itu juga tanpa memikirkan sesuatu dengan pertimbangan yang matang," ujar Melly.

Kematangan dinilai dari bagaimana cara seseorang menyelesaikan masalah dan melihat sesuatu itu dari hal yang lebih positif.

Baca: Warga Batu Aji Tewas Tergantung di Kusen, Keluarga Tolak Lakukan Autopsi

Penyebab bunuh diri ini sendiri, multifaktor. Salah satunya bisa karena ekonomi ataupun percintaan. Artinya, apapun permasalahan yang dialami oleh orang bunuh diri tidak bisa digeneralisasikan pada permasalahan orang secara umum. 

"Oh karena faktor ekonomi semua orang bisa bunuh diri. Ya tidak juga," terangnya. 

Jadi faktor yang memutuskan orang bunuh diri atau tidak bunuh diri adalah daya tahan stres masing-masing orang dan cara penyelesaian masalah yang dimiliki. 

Karena tingkat derajat kesulitan sebuah persoalan bagi seseorang pasti berbeda dengan orang lain, sehingga menyerang konsep diri dan harga diri seseorang. 

Baca: Buruh Harian di Karimun Gantung Diri dalam Basecamp Pekerja

Perilaku bunuh diri bisa dicegah oleh orang terdekat dan orang yang memiliki pengaruh kepada pelaku, dengan memberikan perhatian maupun bantuan secara nyata terhadap depresi yang diderita seseorang. 

"Untuk orang dewasa, pasangan atau orang yang berpengaruh yang kita sebut signifikan person. Bisa membantu mencegah sikap bunuh diri dan memunculkan perilaku baru yang lebih positif namun tetap melibatkan keluarganya jika posisi kita hanya sebagai teman. Dan pelaku perlu diajak ke orang yang ahli, sehingga tidak hanya menasehati tetapi juga melakukan hal yang produktif," jelasnya. 

Langkah untuk mengajak, serta membawa orang yang berpotensi melakukan bunuh diri, ke tempat yang lebih kompeten itu juga menjadi salah satu hal untuk membantu mencegah perilaku tersebut. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews