Komentar Soal Ex Officio, Warga Sei Beduk Menangis Minta Maaf di LAM Batam

Komentar Soal Ex Officio, Warga Sei Beduk Menangis Minta Maaf di LAM Batam

Parno, warga Sei Beduk saat menyampaikan permintaan maaf di LAM Batam.

Batam - Seorang warga Bida Ayu Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Parno (55) meminta maaf secara terbuka terhadap Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Senin (13/5/2019), menyusul komentar tak pantas di media sosial miliknya.

Komentar tersebut dibuatnya menanggapi postingan terkait persoalan ex officio. Ia menyebutkan kata-kata cukup kasar, namun tidak menyebutkan siapa yang dimaksud, akan tetapi mengarah ke masyarakat pesisir Batam.

Sebelumnya, organisasi melayu di Batam mendukung agar Wali Kota Batam segera dilantik menjadi ex officio Kepala BP Batam, Jumat (10/5/2019). Dan meminta pemerintah pusat agar mempercepatnya, supaya permasalahan kampung tua segera terselesaikan.

Seperti ini komentar dari Parno, Minggu (12/5/2019) malam: “Hai orang2 yg tak tau diuntung hrs nya sadar tanpa otorita kalian itu orang kampung dan tanpa kalian tuntutpun perlahan lahan aset itu akan diberikan"

Akibatnya, masyarakat Melayu menjadi marah khususnya yang menjadi warga Sei Beduk. Parno lantas diminta untuk menjelaskan komentarnya tersebut.

Menyadari kesalahannya, malam itu juga Parno dan rombongan masyarakat mendatangi Polsek Seibeduk malam itu juga. Ia berjanji akan meminta maaf secara langsung kepada masyarakat Melayu dalam sebuah pertemuan di gedung LAM.

"Ini salah saya, saya tidak akan mengulanginya, saya mau minta maaf kepada masyarakat Melayu," ujar Parno ketika ditemui seusai pertemuan di Gedung LAM yang dihadiri Penasehat LAM Kota Batam, Maas Ismail.

Ia juga mendapat nasehat dari Maas, agar tidak melakukan perbuatan yang sama lagi. Selain itu, ia juga diminta bersama-sama dengan masyarakat untuk menjaga kerukunan.

“Supaya peristiwa ini tidak menimpa orang lain,” katanya.

Sementara itu, Maas menyampaikan bahwa pihaknya memaafkan Parno walaupun sebenarnya memang cukup membuat tersinggung. Dalam pertemuan tersebut, Maas langsung menerima permintaan maaf dari Parno.

“Kepada hadirin, sebaiknya juga menerima permintaan maaf ini,” katanya.

Proses penerimaan maaf itu dilakukan dengan prosesi adat, dimana Parno diminta untuk bersalaman dengan Maas yang mewakili masyarakat Melayu. Parno mengikuti apa yang diucapkan oleh Maas sebagai ikrar permohonan maaf.

Parno yang ketika itu ditemani oleh salah satu anggota keluarganya, tak kuasa menahan tangis. Ia juga menyalami peserta pertemuan sambil mengucapkan kata maaf.

Selesai itu, ketika akan keluar dari gedung LAM, Parno sempat dihadang oleh beberapa masyrakat melayu yang hadir pada saat itu. Oleh karena itu, ia diamankan untuk sementara waktu karena ditakutkan terjadi hal yang tidak diinginkan.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews