Cacar Monyet Gegerkan Singapura, Puluhan Orang Dikarantina

Cacar Monyet Gegerkan Singapura, Puluhan Orang Dikarantina

Ilustrasi. (Foto: Daily Express)

Singapura - Seorang warga dari negara Afrika diketahui mengidap cacar monyet (monkeypox) ketika mengunjungi Singapura. Akibat kasus ini, puluhan orang terpaksa dikarantina untuk mencegah penyebarannya.

Diberitakan media The Straits Times, Jumat (10/5), ini adalah kasus pertama cacar monyet yang pernah dihadapi Singapura. Penyakit ini diidap oleh pria Nigeria berusia 38 tahun yang menghadiri lokakarya di Singapura.

Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Singapura, pria itu tiba pada 28 April dan tinggal di sebuah hotel di Geylang. Dua hari kemudian, dia menghadiri lokakarya di Samsung Hub, Church Street.

Dia mulai sakit pada 30 April, mengeluh demam, nyeri otot, meriang, dan ruam pada kulit. Antara 1-7 Mei, pria itu tidak keluar kamar hotel. Dia dilarikan pada 7 Mei ke Tan Tock Seng Hospital dan dinyatakan positif cacar monyet.

Saat ini dia berada di karantina Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID) dan kondisinya sudah stabil. Sebanyak 22 dari 23 orang yang melakukan kontak dengan pasien juga dikarantina untuk tindak pencegahan. Satu orang lainnya telah pulang ke negaranya, dan tidak menunjukkan gejala apapun.

Kepada tim medis, penderita cacar monyet mengaku menghadiri pernikahan di Nigeria sebelum ke Singapura. Di acara itu, dia makan daging hewan liar yang biasanya tikus hutan, kelelawar, atau monyet.

Konsumsi daging hewan liar Afrika atau bush meat adalah salah satu sumber penularan cacar monyet dari hewan ke manusia. Penyakit ini pertama kali teridentifikasi pada 1970 di Kongo.

Menurut WHO, penyakit ini tidak mudah menular antar manusia, kecuali terdapat kontak fisik terhadap luka terbuka. 

Gejala cacar monyet adalah demam, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit pinggang, nyeri otot, dan lemas. Ruam muncul setelah demam satu hingga tiga hari, mulai dari wajah lalu ke bagian tubuh lain.

Dalam kasus terparah, virus cacar monyet bisa menyebabkan komplikasi seperti paru basah, sepsis, pembengkakan otak, atau kehilangan penglihatan akibat infeksi pada mata. Angka kematian akibat penyakit ini hanya 1 hingga 10 persen. 

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk cacar monyet. Namun menurut WHO, vaksin cacar air terbukti bisa mencegah penyakit ini hingga 85 persen.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews