Laut Batam Tiap Tahun Tercemar Sludge Oil, Jefri Simanjuntak: Itu Disengaja

Laut Batam Tiap Tahun Tercemar Sludge Oil, Jefri Simanjuntak: Itu Disengaja

Pencemaran Sludge Oil di Pantai Lagoi, Bintan. (Foto: Dok/Batamnews)

Batam - Limbah minyak hitam yang rutin terjadi setiap tahun di kawasan Pantai Nongsa, Batam menjadi hal yang harus dihentikan. 'Penyakit' menahun itu hingga kini belum ada obatnya oleh Pemda ataupun Pemprov kepri dan instansi terkait lainnya.

Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Jefri Simanjuntak mensinyalir adanya aktivitas yang dilakukan pihak tak bertanggungjawab sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran ke pantai.

"Ini sebenarnya bukan musiman saja tapi kesengajaan, karena pada awal dan akhir tahun banyak perusahaan kapal yang membuang limbahnya di laut," kata Jefri, Jumat (12/4/2019).

Saat ini angin laut mengarah ke Batam, sehingga dijadikan kesempatan oleh kapal-kapal transit melakukan tank cleaning dan pembuangan limbah.

 

Anggota Komisi III DPRD Batam, Jefri Simanjuntak. (Foto: Dyah Asti/Batamnews)

"Kan limbah kapal itu berbentuk sludge oil, dan pengolahan limbah sludge oil ini sangat mahal dan besar anggarannya," ucapnya.

Menurut Jefri, usaha Dinas Lingkungan Hidup Batam dalam menindaklanjuti kasus ini dengan pembersihan saja belum efektif. Perlu ada sikap tegas jangka panjang agar kasus ini tidak terus berulang.

"Saya melihat ini seharusnya menjadi prioritas. Bersih-bersih tahunan mungkin salah satu tindakan, tapi bukan itu yang kita minta. Karena jika setiap tahun kita bersihkan, anggaran juga besar, tapi bagaimana menghentikan ini agar tidak terulang," ujar dia.

Komisi III yang membidangi lingkungan hidup ini menyarankan DLH Batam perlu bekerja sama dengan armada-armada pengawasan di laut, seperti Polairud, Bea cukai, Guskamla dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

"Pemko melalui DLH, harus koordinasi dengan pihak terkait. Tanpa itu, Wallahu alam Batam bisa lepas dari limbah," ujarnya lagi.

Penanganan kasus ini membutuhkan anggaran besar dan berjangka.  "Dan anggarannya memang harus besar, tapi anggaran ini jangan jadi cerminan kelemahan kita. Bagaimana dengan anggaran yang kecil ini bisa digunakan? Ya dengan koordinasi tadi," tegasnya.

Dalam kendala anggaran ini, Jefri juga meminta Kementerian Maritim untuk terlibat dalam penyelesaian permasalahan ini, agar bisa terselesaikan jangka panjang.

"Kementerian Maritim juga harus ikut terlibat. Anggaran APBD kita tidak mampu untuk melakukan pengontrolan dan pengawasan hingga ke perairan tersebut," terangnya.

Limbah sludge oil berupa minyak hitam memang menjadi pencemaran yang paling menjengkelkan. Pantai-pantai di Bintan dan Batam kerap dicemari setiap tahunnya secara musiman, yakni ketika  arus laut mengarah ke perairan ini.

Disinyalir limbah tersebut merupakan pembuangan dari aktivitas tank cleaning dari kapal tanker di perairan internasional. Bertahun-tahun terjadi belum ada solusi untuk menghentikan hal ini. Anehnya limbah serupa jarang terdengar melanda pantai di Singapura atau Malaysia.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews