Butuh Tenaga Kerja, Pabrik Palet Plastik Asal Taiwan Beroperasi Akhir Maret di Batam

Butuh Tenaga Kerja, Pabrik Palet Plastik Asal Taiwan Beroperasi Akhir Maret di Batam

Manajemen perusahaan FCS RGP Plastic sedang memberikan penjelasan tentang investasi mereka di kantor Wali Kota Batam. (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Perusahaan asal Taiwan yang bergerak di bidang produksi palet plastik akan segera beroperasi di Batam, tepatnya di Kawasan Industri Kabil, pada akhir Maret mendatang. 

CEO PT FCS RGP Plastic, Yao Shanhua mengatakan bahwa perusahaan mereka akan menggunakan lahan seluas 5 hektare, pada tahap awal ini dengan investasi sebesar Rp 200 miliar. Dalam perencanaannya bisa mempekerjakan sampai 300 orang karyawan dari tenaga kerja lokal.

"Kami merencanakan untuk rekrut orang lokal. Tahap awal ini sekitar 60-70 karyawan. Nanti akan ditambah seiring dengan peningkatan produksi," ujar Yao, di Kantor Wali Kota Batam, Jumat (15/3/2019). 

Sebelum mulai beroperasi pada akhir Maret nanti, pihaknya sudah melakukan ujicoba produksi. Dan hasilnya dalam waktu sekitar 80 detik bisa menghasilkan satu produk palet plastik. Sehingga diperkirakan, dalam setahun dapat berproduksi sekitar 2 juta palet plastik. 

"Sekarang kita punya tiga mesin dan akan datang lagi nanti. Kita sudah lakukan ujicoba produksi. Sudah ada sekitar 30.000 palet. Ini berkat teknologi yang kami bawa dari Taiwan, hasil produksi kami ini nanti akan diekspor ke Amerika dan Singapura," jelas. 

Ia mengatakan investor perusahaan berasal dari tiga negara, Amerika, Singapura, dan Taiwan. Dalam proses produksinya, perusahaan mengedepankan sistem Go Green.

"Perusahaan kami mementingkan 3 Nol. Nol polusi udara, nol air limbah, dan nol sampah," tuturnya.

Sementara ini untuk mendapatkan bahan baku biji plastik, pihaknya mengimpor dari Jepang, Amerika, dan Singapura. Namun kedepan dalam rencana panjang, pihaknya akan berupaya mengelolasampah plastik rumah tangga lokal menjadi biji plastik untuk bahan baku. 

"Sehingga dapat membantu mengurangi sampah plastik di Batam," katanya. 

Operational Manager PT FCS RGP Plastic, Adi Zainal menjelaskan dalam proses produksi palet tidak menggunakan sistem pembakaran, melainkan dengan elektrik. Sehingga tak ada polusi udara. 

Kemudian air sisa proses produksi, diolah kembali menggunakan mesin pengolah khusus yang didatangkan dari China. 

"Airnya tidak dibuang tapi bisa dimanfaatkan untuk yang lain, bisa menyiram tanaman atau digunakan untuk kolam ikan," ujarnya. 

Sementara biji plastik bahan baku produksi tidak ada yang terbuang menjadi sampah. Karena semua bisa digunakan kembali untuk pembuatan palet.

"Kami sangat mementingkan soal lingkungan di sini. Kita pakai teknologi paling canggih sekarang. Dan mesinnya kita dapat dari perusahaan induk," kata dia.

Adi menambahkan perusahaan ini sudah beroperasi puluhan tahun. Sebelum ke Batam, perusahaan ini sudah eksis di Shanghai China, Singapura, dan Thailand. 

Ekspansi ke Batam dilakukan karena melihat posisi Batam yang dekat dengan Singapura. Sehingga proses ekspor dirasa akan lebih mudah.

"Terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dan daerah sehingga kami bisa mulai beroperasi sesuai jadwal," tambah Adi.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batam, Herman Rozie mengatakan perusahaan seperti ini yang didukung pemerintah. Karena bukan mengimpor sampah plastik ke Batam. Bahkan perencanaan ke depannya dapat mengurangi sampah plastik lokal.

"Kita sudah lihat saat ujicoba produksi. Dan memang zero waste, kami juga sudah lihat ujicobanya, dan memang bahan bakunya dipakai semua, tidak dibuang," ujar Herman pada kesempatan yang sama. 

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews