6 Twit Kontroversi Andi Arief, Jendral Kardus hingga Tertangkap Narkoba

6 Twit Kontroversi Andi Arief, Jendral Kardus hingga Tertangkap Narkoba

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief. (Foto: ist)

Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief tak pernah luput dari kontroversi. Setelah sebelumnya dikenal lewat cuitan-cuitan greget di twitter soal 'jendral kardus' hingga diperiksa polisi terkait cuitan kontainer berisi surat suara tercoblos di Tanjungpriok, Andi kini ditangkap Mabes Polri terkait kasus narkoba.

Ia ditangkap di kawasan Slipi, Jakarta Barat di sebuah hotel mewah sedang mengkonsumsi sabu-sabu, Senin (4/3/2019). Dikabarkan ia bersama seorang perempuan di kamar hotel tersebut.

Andi Arief (48) yang lahir di Bandar Lampung, 20 November 1970 ini sebenarnya mantan aktivis. Ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015.

Andi pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya dan aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.

Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia sempat menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998.

Di era Presiden Jokowi, Andi yang aktif sebagai politisi sempat mengeluarkan twit-twit pedas di medsos miliknya, tak hanya itu pernyataannya juga tak jarang membuat heboh se-indonesia.

Berikut 6 cuitan kontroversi Andi Arief:

 

1. Jenderal kardus dan mahar Rp500 miliar

Cuitan ini mungkin yang paling menghebohkan. Pada 8 Agustus 2018, Andi menuding Prabowo Subianto sebagai "jenderal kardus" karena lebih mementingkan uang dibanding perjuangan. Bahkan, ia menyebutkan ada mahar total Rp1 triliun untuk PKS-PAN dari Sandiaga Uno supaya bisa jadi cawapres Prabowo.

 

2. Prabowo tidak serius nyapres

Pada 12 Oktober 2018, Andi Arief kembali mempertanyakan keseriusan calon presiden Prabowo Subianto mencalonkan diri di Pemilu Presiden 2019. Andi menyindir tidak ada cara ajaib untuk memenangkan Pilpres 2019.

Andi lalu melanjutkan cuitannya dengan menulis tidak ada kemenangan yang akan mengejar orang malas.

 

3. Prabowo ibarat "menikah dan tertangkap selingkuh"

 

Tiga hari berselang setelah menyindir ketidakseriusan Prabowo di Pilpres 2019, Andi menyinggung koalisi partainya Demokrat dengan Gerindra dalam mengusung Prabowo. Ia mengibaratkan bahwa Demokrat ibarat istri setia, namun diselingkuhi jika meneruskan koalisi dengan Prabowo Subianto.

 

4. Minta Jokowi berikan matanya untuk Novel Baswedan

Satu hari jelang akhir tahun, cuitan kontroversi Andi kembali muncul. Kali ini politikus Demokrat itu menyindir lamanya pengungkapan pelaku kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Andi menyinggung Presiden Joko "Jokowi" Widodo harusnya memberikan sebelah matanya sebagai 'bayaran' untuk mata Novel yang rusak akibat air keras.

 

5. Andi menuding PDIP sebagai dalang perusak baliho Demokrat

Terkait perusakan baliho Demokrat di Pekanbaru, kepolisian telah mengamankan satu orang terduga pelaku pengrusakan baliho Partai Demokrat di Pekanbaru Riau. Melalui cuitannya, Andi mengatakan pelaku perusakan  yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP.


6. Hoaks surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priuk

 

Publik sempat diramaikan dengan kabar adanya 7 kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos. Salah satu kabar itu diposting oleh Andi. Namun, beberapa jam sebelum pengecekan dilakukan oleh KPU, Andi langsung menghapus cuitannya yang menyebut ada 7 kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos.

Meski demikian Ketua KPU Arief Budiman meminta hoaks surat suara yang telah dicoblos untuk diproses dan menangkap pelaku penyebar hoaks.

(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews