Wawancara Khusus Chairman & CEO Citra Mas Group

Pesan Khusus Kris Wiluan dari Nongsa

Pesan Khusus Kris Wiluan dari Nongsa

Executive Chairman & Chief Executive Officer Citramas Group Kris Taenar Wiluan berdiskusi dengan Tim Batamnews.co.id di Turi Beach, Nongsa, belum lama ini. (Foto: Tutus Supriyadi/batamnews).

Batam - Industri digital kini ramai diperbincangkan. Kehadirannya disambut secara serius oleh semua kalangan seiring dengan dimulainya Revolusi Industri 4.0.

Dalam Revolusi Industri 4.0, digitalisasi di semua sektor industri menjadi suatu keharusan. Mau tak mau, semua pihak harus ikut menjalankannya.

Bahkan, industri digital juga menjadi salah satu fokus dalam debat kandidat Presiden RI beberapa waktu lalu. Sejumlah istilah seperti unicorn dan decacorn pun menjadi viral.

Namun demikian, jauh sebelum Revolusi Industri 4.0 ini bergaung, seorang pengusaha terkemuka di Batam telah memikirkan industri digital ini sejak 1995.

Dia adalah Kris Taenar Wiluan. Pria yang dikenal Executive Chairman & Chief Executive Officer Citramas Group ini, mengimplementasikan industri digital 2 tahun kemudian.

Kris mengembangkan sebuah industri digital yakni Infinite Studios sejak 1997. Industri ini menyediakan layanan kreatif seperti pasca-produksi, efek visual, dan animasi menjadi menciptakan konten orisinal sendiri untuk industri media digital global.

Tujuh tahun kemudian, Kris memulai usahanya di bekas area laundry di Turi Beach Resort dan 4 tahun kemudian membangun studio film, PT Kinema Systrans Multimedia.

Mulai dari studio animasi berkapasitas 500 workstation, termasuk juga indoor studio (soundstage) yang saat ini masih merupakan soundstage terbesar di Indonesia dan dalam perkembangannya Kinema Studio menjadi lokasi syuting film dalam dan luar ruang terbesar di Asia Tenggara. 

Film yang diproduksi di Kinema merupakan sinema dengan kualitas internasional. Film terakhir yang diproduksi adalah Bufallo Boys dan Grisse. 

Kedua film ini sendiri disutradarai langsung oleh Michael Wiluan, anak dari Kris Wiluan sekaligus CEO dari Infinite Studios. 

Walaupun memiliki studio film kelas dunia, Kinema lebih berfokus pada produksi film animasi. Animasi yang dihadirkan oleh Kinema tidak kalah dengan film nyata yang diproduksinya. 

Contoh animasi kelas internasional yang digarap adalah  Sing to the Dawn. Selain itu ada Garfield Show dan Petter Rabbit yang sukses mendapatkan Emmy Awards. 

Industri ini lahir dari sebuah mimpi besar Kris Wiluan, untuk menjadikan tempat tersebut sebagai inkubator ekonomi digital di Indonesia dalam kawasan Nongsa Digital Park, layaknya Silicon Valley di San Fransisco, Amerika Serikat.

Nongsa Digital Park telah diresmikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pada 20 Maret 2018 lalu. Peresmian juga dihadiri oleh Menlu Singapura Vivian Balakhrisnan.

Beberapa waktu lalu, Tim Batamnews.co.id berkunjung ke Infinite Studios dan disambut langsung oleh Kris Wiluan dalam sebuah jamuan makan malam. Di tengah-tengah kesibukannya Kris Wiluan menyempatkan diri menemui kami.

Dalam momen itu, Kris menceritakan visinya membangun dunia industri digital di Batam. Seperti apa pemikiran Kris, berikut petikan wawancara Batamnews.co.id dengan Kris Wiluan di Turi Beach Resort, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.

Sejak kapan mimpi besar Anda mengembangkan industri digital muncul? 

Kris Wiluan: Mimpi ini muncul sudah 15 tahun lalu namun, Animasi, saya mulai membangun animasi 15 tahun yang lalu untuk membuktikan kepada saya sendiri dan investor luar negeri. Bahwa anak-anak Indonesia sangat kreatif dengan membangun studio animasi. Saat ini kita sudah mendapat 6 atau 7 Emmy Awards. 

Dari mana visi besar ini muncul?

Kris Wiluan: Mau tidak mau sekarang, kita masuk pada era digital , kita harus siap di era digital. Karena semua dikuasai digital. Kalau kita tidak siap kita dikuasai digital luar negeri. Ini merupakan bagaimana, kita harus lihat industri kita, apa kita punya value dan kompetitif? 

Artinya kalau kita lihat industri, apa yang akan kita kompetitifkan. Ternyata saya lihat kita punya anak Indonesia yang kreatif. Makanya 15 tahun lalu saya membangun animasi dan mengundang investor luar negeri. Sekarang ada 300 anak-anak sebagai cikal bakal ekonomi digital. 

Sejauh mana kontribusi untuk membangun gerbang ekonomi digital di Batam?

Kris Wiluan: Saat ini baru permulaan saja, seperti bangunan, data centre. Namun di Nongsa sudah masuk 7 atau 8 fiber optik dan sudah ada lahannya. 

Tugas besar saya hanya ingin membangun infrastruktur dan fasilitas. Yang penting kita berada didekat negara maju, dimana hub-nya juga memang di Singapura. Jadi digital smart city sudah ada depan mata.  

Pengembangan ini juga merupakan bagian yang disampaikan Presiden Jokowi dalam peringatan 50 tahun hubungan bilateral Indonesia-Singapura pada 2017 lalu.

Beliau (Presiden Jokowi) menegaskan bagaimana membangun Digital Bridge Indonesia-Singapura melalui Batam. Nongsa Digital Park sebagai kawasan inkubatornya, apalagi saat ini kita disupport oleh universitas luar negeri. Dimana saya lihat universitas itu penting pendidikan vokasinya. 

Apa yang masih menjadi harapan dari seorang Kris Wiluan dari pengembangan industri digital ini?

Kris Wiluan: Setelah industri mensponsori anak-anak kita. Jadi anak-anak kita bisa belajar dan langsung bekerja. Sudah belajar mereka juga dibayari (digaji) oleh industrinya. Target kita sekarang 1.000 (orang), nah ini jadi inkubatornya. 

Kita juga bilang kepada anak-anak yang sudah lama dengan kita, bahwa mereka bisa pulang ke kampung halaman mereka untuk membuat perusahaannya sendiri. Namun kita tetap kasih kerjaan ke mereka jadi bisa tersebar ke seluruh Indonesia. 

Nah ini misinya kita gabungkan anak kita dengan anak luar negeri. Kami memiliki visi seperti Silicon Valley. Karena dalam penjajahan baru bukan lagi secara penjajahan militer namun penjajahan secara teknologi dan ekonomi dan digital. 

Maka itu mau tidak mau kita funding di Singapura, nah ini yang akan kita buat pitching competition di Batam (pada) bulan Maret, tepatnya tanggal 16 mendatang di NDP. Kita mengundang anak muda untuk mengikuti kesempatan ini. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews