2015 akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah

2015 akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah

Ilustrasi. (foto:ist net)

BATAMNEWS.CO.ID - Para peneliti mengeluarkan peringatan tingkat karbon dioksida di Bumi telah mencapai level tertinggi dari yang seharusnya. Hal tersebut akan mengakibatkan perubahan iklim yang akan semakin dirasakan oleh manusia, 2015 pun diperkirakan akan menjadi tahun paling panas dalam sejarah.

Sebagaimana dilaporkan Mirror, temperatur dunia sejak Januari hingga April 2015 menjadi yang terpanas dalam sejarah. Hal tersebut diduga disebabkan oleh tingkat perubahan iklim di Bumi yang telah melewati tingkat aman.

Empat bulan pertama selama tahun 2015 merupakan suhu terpanas dunia sejak 136 tahun yang lalu. Peningkatan temperatur itu terjadi di wilayah darat dan laut di dunia dan suhu untuk periode ini mencapai 0,80 derajat Celsius di atas suhu rata-rata abad ke-20 dan melebihi rekor sebelumnya dari 0,07 ° C pada 2010.

Suhu tertinggi di dunia tercatat terjadi di wilayah Ghana, Venezuela dan Palau di Kepulauan Pasifik. Data dari National Oceanic and Atmospheric Administration juga menunjukkan bahwa dalam 12 bulan terakhir panas di dunia telah melebihi catatan panas dari dua tahun sebelumnya.

Profesor Adam Scaife, peneliti dari lembaga cuaca Inggris, Met Office, menyatakan jika 2015 akan menjadi tahun terpanas karena suhu global akan melampaui rekor panas pada 2014. "Kami memperkirakan bahwa tahun ini dunia akan mencatat rekor baru, sekitar 0,64 ° C di atas normal, dan suhu global yang lebih tinggi sepanjang tahun ini dibandingkan pada tahap ini di 2014,” ujarnya.

Di India, gelombang panas mengakibatkan lebih dari 2.000 orang tewas. Korban tewas kebanyakan adalah warga miskin atau tunawisma yang sedikit mendapat perlindungan dari panas.

Diberitakan Channel NewsAsia, EM-DAT, badan statistik bencana India Sabtu kemarin mengatakan bahwa korban tewas telah mencapai 2.005 orang. Ini adalah jumlah korban tewas akibat panas terbesar kedua di India setelah bencana serupa tahun 1998 memakan korban jiwa hingga 2.541 orang.

Korban terbanyak dalam gelombang panas tahun ini jatuh di negara bagian Andhra Pradesh dan Telangana, mencapai 1.979 orang. Sebanyak 17 orang meninggal di Orissa, India timur, sementara sembilan orang tewas di berbagai tempat lainnya di India.
 
Tercatat suhu udara di beberapa wilayah di negeri itu sudah mendekati 50 derajat celsius.

Gelombang panas itu, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Edvin Aldrian, dipicu oleh angin panas dari padang pasir Iran dan Afganistan melalui laut Arab. Angin panas tersebut tertahan di Pegunungan Himalaya sehingga bertahan lama di kawasan India. "Blocking udara panas inilah yang menewaskan banyak korban jiwa," ujar Edvin.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews