3 Fakta Mencurigakan Kasus Pemerasan DPRD Kepri

3 Fakta Mencurigakan Kasus Pemerasan DPRD Kepri

Dua tersangka pemeras DPRD Kepri. (Foto Repro: Afriadi/Batamnews)

Tanjungpinang - Kasus pemerasan Kabag Humas DPRD Kepri, Benito menjadi tanda tanya. Salah seorang tersangka, Ilham membantah melakukan pemerasan.

"Pertama pakai SPJ, mana pemerasan, nanti kami jelaskan," kata Ilham saat dijumpai di Mapolres Tanjungpinang, Jumat (18/1/2019).

 

1. Tersangka akui uang kerjasama publikasi

Uang puluhan juta yang mereka terima itu menurut para tersangka hasil kerja sama publikasi di DPRD Kepri. Seperti diketahui, kedua orang tersangka mengaku sebagai wartawan dari media yang bekerjasama dengan bagian Humas. Media yang dimaksud sedang ditelusuri oleh polisi.

Kabag Humas DPRD Provinsi Kepri Benito sudah mengelontarkan total uang sebanyak Rp 80 juta untuk dua orang terduga pemeras ini. Uang itu diberikan dalam 3 kali kesempatan berbeda.

 

2. Kerjasama puluhan juta secara lisan?

Parahnya, para tersangka mengaku kerja sama di bagian Humas DPRD Kepri dilakukan secara lisan. Tak ada kontrak kerja sama dalam bentuk MoU.

Kasatrekrim Polres Tanjungpinang, AKP Efendi Ali mengatakan, pengungkapan dugaan pemerasan berawal saat korban Benito melepon pelaku dan meminta menghapus berita miring  yang mereka muat di media yang dikelola tersangka.

Namun pelaku meminta sejumlah uang untuk menghapusnya.  "Korban melaporkan ke kami sering dimintai uang oleh pelaku. Ini mereka meminta yang ketiga kalinya dan berhasil kami tangkap," kata AKP Efendi Ali.

 

3. Berita miring diganjar Rp 80 Juta

Ia menjelaskan, pertama pada Juli 2018 korban menyerahkan uang sebesar Rp 10 juta dan kedua pada Agustus korban menyerahkan Rp 50 juta. Tak sampai disitu, kedua pelaku ini kembali  minta uang kepada korban.

Polisi akhirnya mengincar pelaku pemerasan ini. Mereka sudah melakukan settingan dengan uang Rp 50 juta yang akan diserahkan korban. Tak lama berselang penangkapan dilakukan polisi.

"Nah yang ketiga ini besarnya Rp 50 juta, tapi Rp 20 juta uang asli, sisanya potongan kertas, agar terlihat banyak," jelasnya.

Banyak spekulasi yang muncul di balik kasus ini.  Berita miring apa yang jadi senjata dua terduga pemerasan ini, sehingga Kabag humas dibikin ketar-ketir? Polisi sedang mendalaminya.

(adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews