Ketum PPP Tuding Kubu Prabowo-Sandi Produksi Hoaks

Ketum PPP Tuding Kubu Prabowo-Sandi Produksi Hoaks

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy (Foto:net/kompas)

Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menuding kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mampu memproduksi hoaks dalam Pilpres 2019. Menurut Romi, hal itu merupakan taktik yang digunakan oleh kubu pasangan calon nomor urut 02 itu.

"Percayalah ini adalah strategi lawan, sebab mereka hanya cuma bisa membangun isu," ucap Romi dalam acara Harlah PPP ke-46 di kantor DPP PPP, Jakarta, Minggu (6/1/2019) malam.

Romi memberi contoh hoaks yang dimainkan kubu Prabowo-Sandi adalah kasus Ratna Sarumpaet. Kala itu, sejumlah anggota tim sukses Prabowo-Sandi mengecam tindakan kekerasan yang ditujukan kepada Ratna. Bahkan, Prabowo turut angkat suara.

Namun, Ratna mengaku wajahnya lebam dampak dari operasi plastik. Ratna kini ditahan Polda Metro Jaya.

Contoh hoaks lain menurut Romi yang dimainkan kubu Prabowo-Sandi yakni soal tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos kolom paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. 

Wasekjen Demokrat Andi Arief turut mencuit kabar burung perihal kontainer tersebut. Akan tetapi, KPU, Bawaslu, dan Bea Cukai setempat memastikan tidak ada kontainer yang dimaksud.

"Mereka terus menerus membuat hoaks dan diberitakan berulang kali. Mereka juga menggunakan banyak situs dadakan untuk menyebar kebohongan," kata Romi.

Menurut Romi, kubu Prabowo-Sandi kerap memainkan hoaks lantaran tidak sekuat pada 2014 silam. Walhasil, memainkan hoaks menjadi taktik yang kini dilakukan.

"Kekuatan mereka di darat jauh berkurang dibanding tahun 2014 lalu," kata Romi.

Romi kemudian meminta kepada seluruh kadernya di seluruh Indonesia agar waspada terhadap media sosial. Menurut dia, saat ini begitu banyak informasi yang beredar tanpa tersaring kebenarannya.

Dia berharap seluruh kader PPP, juga masyarakat secara umum, tidak mudah terpancing dengan informasi yang bersifat provokatif. Romi berharap kader PPP dan masyarakat agar lebih percaya terhadap berita dari media arus utama atau mainstream yang telah teruji keberadaannya.

"Mereka juga menggunakan banyak situs dadakan untuk menyebar kebohongan. Jangan mudah terpancing untuk membagikan berita-berita dari situs yang tidak jelas dan isinya penuh provokatif dan fitnah," katanya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews