Polisi Larang Petasan, Kombes Hengki: Jika Melanggar, Kami Tindak

Polisi Larang Petasan, Kombes Hengki: Jika Melanggar, Kami Tindak

Penjualan terompet di kawasan pertokoan Nagoya. (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Terompet, kembang api dan petasan, menjadi sebuah tradisi dalam perayaan pergantian tahun. Namun dari aksesoris tersebut, petasan menjadi salah satu aksesoris yang dilarang penggunaannya oleh Polresta Barelang. 

Kapolresta Barelang, Kombes Pol Hengki menegaskan larangan penjualan maupun penyalaan petasan pada pesta perayaan pergantian tahun tersebut. 

"Yang diperbolehkan hanya kembang api," tegas Hengki, belum lama ini.

Hengki juga mengancam akan mengambil tindakan tegas kepada pelanggar aturan tersebut. "Kami akan tindak tegas terutama penyitaan dan pemusnahan jika ada pelanggaran," ucapnya.

Mendekati perayaan ini, tak sedikit pedagang musiman di pinggir jalan dan kawasan perbelanjaan menjajakan aksesoris tersebut. 

Untuk kawasan pertokoan Nagoya sendiri, deretan pedagang musiman sudah menyiapkan lapaknya sejak dua hari lalu. 

Mulyadi, salah satu pedagang mengatakan dirinya tetap menjual kembang kecil, kembang api besar dan terompet, bando, dan petasan kecil.

"Kami selalu berjualan di sini, setiap puasa, menjelang tahun baru, dan mendekati Imlek," katanya.

Mulyadi mengatakan, durinya tidak menjual petasan berbahaya. "Kami tidak menjual yang meledak di bawah, kalau petasan 'kentut' ini kan cuma ngeluarin asap," ujarnya.

Adapun kembang api jualannya yang paling banyak diminati adalah roman candle shot lima. Kembang api ini dibanderol dengan harga Rp 40 ribu dan mampu meluncurkan bunga api sebanyak lima kali.

Baca: Pemko Batam Imbau Pelaku Wisata Tak Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru

Pada tahun ini, Mulyadi mengaku agak terlambat membuka lapak jualannya. Dia mengatakan ragu dengan kondisi cuaca saat ini serta adanya musibah di lain daerah. 

"Kami biasanya 24 Desember udah buka, tahun ini, baru tadi malam kami buka," ujarnya. 

Keraguannya tersebut terbukti saat panjualan sudah dilakukan. "Biasanya H-2 itu sudah ramai pembeli, sekarang masyarakat kurang minat setelah adanya kabar bencana alam," ujarnya. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews