SBSI Nilai Proyek Fumigasi Bukti Bangkitnya Investasi di Lobam

SBSI Nilai Proyek Fumigasi Bukti Bangkitnya Investasi di Lobam

Bupati Bintan, Apri Sujadi, saat meninjau aktivitas fumigasi di Pelabuhan PT BOMC.

Bintan - Proyek fumigasi yang dilaksanakan Kapal MV Morning Compose terhadap 3.442 mobil mewah dan alat berat di PT Bintan Offshore Marine Centre (BOMC) didukung penuh oleh Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Bintan.

Bagi SBSI, fumigasi akan menjadi bukti bangkitnya sektor industri di Lobam, Kecamatan Seri Kuala Lobam.

Ketua Penasehat SBSI Bintan, Timbul Sianturi mengatakan PT BOMC telah berupaya keras mendatangkan kapal raksasa muatan ribuan mobil asal Jerman ke Indonesia. Kehadiran kapal itu untuk melaksanakan fumigasi sebelum masuk ke Australia.

"Inilah secercah harapan yang kami dambakan sejak dulu. Karena Lobam kembali dipercayai oleh investor asing sebagai lokasi pelaksanakan proyek. Kami sangat dukung proyek PT BOMC ini," ujar Timbul, kemarin.

Hadirnya kapal MV Morning Compose ini tidak hanya membangkitkan kembali Kawasan Industri Lobam di kancah internasional namun juga menguntungkan banyak pihak khususnya penyerapan tenaga kerja lokal.

Meskipun proyek ini bersifat sementara (part time), sedikitnya mempekerjakan 160 warga Bintan. Dalam aktivitas ini perusahaan memberikan upah kepada pekerja cukup tinggi.

"Hanya turunkan dan naikan mobil, pekerja dibayar Rp 600-700 ribu per hari. Pastinya ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka," jelasnya.

Di balik geliatnya industri di Lobam, ada saja pandangan negatif dari segelintir orang terkait proyek fumigasi ini. Namun hal itu sudah dianggap biasa sebab pemahaman mereka belum memadai.

Jerman merupakan negara yang taat aturan, jadi sebelum kapal itu diberangkatkan sudah dilengkap berbagai dokumen. Begitu juga Indonesia, tidak semudah mengizinkan kapal asing masuk tanpa ada dokumen.

"Seharusnya kita bangga, kapal yang ke sini itu bukan kapal 'kaleng-kaleng'. Jadi jangan menilai fumigasi secara sepihak tanpa dinilai dengan ilmu yang memadai," sebutnya.

Tokoh masyarakat Bintan, Sahat Simanjuntak mengaku Lobam akan menggeliat dengan hadirnya proyek fumigasi ini. 

"Kapal itu kan mau Australia. Jadi harus difumigasi dulu, karena Australia sangat ketat aturan. Bukan hanya barang, namun juga orang harus diperiksa," katanya.

Sahat merupakan pensiunan pelaut. Dia mengaku sudah pernah ke Australia. Bahkan pernah ada membawa handphone dan ditemukan ada yang lecet, maka alat komunikasi itu sudah termasuk barang buangan (skrap).

"Saya pernah ke sana, saya tahu di sana ketat. Bawa barang kecil saja diproses sangat teliti, apalagi ini mau bawa mobil," ucapnya.

Dari keterangan beberapa pekerja proyek fumigasi. Sistem yang diterapkan sangat ketat. Selain faktor keamanan dan keselamatan, kebersihan pekerja juga diperhatikan.

Pekerja, kata pria paruh baya ini, wajib dalam kondisi bersih saat hendak masuk ke kapal dan menyetir mobil. Bahkan memegang bagian mobil lainnya diluar prosedur tidak dibenarkan. 

"Begitu ketat perusahaan menjaga kebersihan mobil-mobil tersebut. Semoga warga Bintan tau, mobil itu harus bersih jadi jangan ada lagi yang berasumsi mobil itu bervirus," tegasnya. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews