Telan Kekalahan Beruntun, City Takkan Tiba-Tiba Ganti Gaya

Telan Kekalahan Beruntun, City Takkan Tiba-Tiba Ganti Gaya

Manchester City menelan dua kekalahan beruntun jelang pergantian tahun. (Foto: John Sibley/Action Images via Reuters)

Jakarta - Manchester City menuju akhir tahun dengan hasil negatif. Bukan berarti Pep Guardiola sudah mempertimbangkan mengganti gaya bermain timnya tersebut.

Manchester City harus rela menutup paruh pertama Liga Inggris musim ini berada di posisi ketiga. Dua kekalahan beruntun dari Crystal Palace (1-2) dan Leicester City (1-2) jadi penyebabnya.

The Citizens yang kini mengumpulkan 44 poin tertinggal sepuluh angka dari Liverpool di puncak klasemen dan satu poin dari Tottenham Hotspur. Mereka berpeluang memangkas jarak dengan The Reds jika mampu menang di laga kontra Southampton, Minggu (30/12/2018) malam WIB.

Sementara itu hasil imbang sudah cukup untuk The Citizens menyalip Tottenham, kendati hanya berbekal selisih gol.

Dua kekalahan terakhir jelas bikin City kehilangan momentum. Tapi Guardiola memastikan timnya akan menghadapi Soton dengan cara yang biasanya.

"Perubahan itu tidak akan terjadi. Itu belum terjadi di tahun-tahun pertama dan tidak akan terjadi," kata Guardiola dikutip dari Fourfourtwo.

"Kenapa saya harus mengubahnya? Karena saya kalah di dua laga? Tidak akan. Ini tidak akan terjadi."

Pelatih asal Catalunya itu sudah hafal dengan pola-pola semacam ini, bahwa keraguan akan dimunculkan ketika timnya mendapatkan hasil kurang oke. Menurutnya, mencari solusi tak mesti mengubah pendekatan.

"Musim lalu, saya tahu bahwa ketika kami akan kalah, kami akan kembali memiliki keraguan apakah ini adalah cara yang benar. Ini juga terjadi ketika saya di Barcelona, di mana tim tampil stabil, atau di Bayern Munich, di mana kami memenangi banyak gelar tetapi saya gagal karena saya tidak memenangi Liga Champions," sambung Guardiola.

"Saya tahu bagaimana itu kerap kali terjadi di situasi-situasi tersebut, tapi saya tidak khawatir. Ketika itu terjadi, saya sedikit sedih dan tertekan selama lima, 10 atau 15 menit, dan setelah itu saya mengisi tenaga dan mencari tahu mengapa."

"Mengapa kami bisa kalah? Bertanya dengan cara yang sama seperti yang saya lakukan ketika kami menang. Permainan ini menyenangkan karena itu: kenapa dan kenapa?" tuturnya.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews