Pembunuhan Khashoggi, Senator AS: Putra Mahkota Saudi "Gila" dan "Berbahaya"

Pembunuhan Khashoggi, Senator AS: Putra Mahkota Saudi "Gila" dan "Berbahaya"

Putra mahkota, Mohammed bin Salman (Foto: bbc.com)

Riyadh - Sejumlah senator Amerika Serikat menyatakan keyakinan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bersalah atas pembunuhan wartawan, Jamal Khashoggi.

Mereka mengatakan hal itu begitu keluar dari ruang pertemuan yang disampaikan oleh Direktur CIA, Gina Haspel.

Senator Bob Corker mengatakan kepada wartawan bahwa dia sama sekali tidak meragukan bahwa Putra Mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

"Jika dia berada di depan juri, dia akan dijatuhi hukuman bersalah hanya dalam 30 menit," kata Bob Corker.

Corker mengatakan Presiden Donald Trump menganggap seolah-olah kasus pembunuhan itu tidak pernah ada dengan menolak mengutuk putra mahkota Saudi.

'Gila, berbahaya dan bola besi'


 

Sementara itu, senator Lindsey Graham menyebut putra mahkota Arab Saudi sebagai orang yang "gila", "berbahaya" dan "bola besi".

Graham mengatakan dia tidak bisa mendukung keterlibatan Arab Saudi dalam perang di Yaman atau penjualan senjata kepada pemerintah Saudi selama pangeran mahkota tetap berkuasa.

Adapun anggota senat dari Demokrat, Bob Menendez, mengatakan AS harus "mengirim pesan yang jelas dan tegas bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diterima di panggung dunia".

Arab Saudi telah menyatakan 11 orang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, tetapi menolak keterlibatan putera mahkota dalam kasus itu.

Presiden Trump sebelumnya mengatakan tidak ada bukti keterkaitan antara para pelaku pembunuhan dengan putra mahkota, dan menekankan pentingnya aliansi Amerika dengan Arab Saudi.

Saudi menegaskan putra mahkota tidak terlibat dalam pembunuhan itu.

Sementara, senator Republik Richard Shelby dari Alabama mengatakan: "Sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana Anda memisahkan putra mahkota Saudi dan kelompoknya dari bangsa ini?"

Senat berencana menyatakan suaranya dalam proposal untuk mengakhiri dukungan militer AS kepada koalisi pimpinan Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman, setelah anggota kedua partai mengajukan resolusi pada pekan lalu.

Senator Chris Murphy, yang tidak mengetahui adanya pertemuan tertutup pihak Senat dengan Direktur CIA, Gina Haspel, Selasa lalu, mengkritik pemerintahan Trump.

"Tidak semuanya harus dirahasiakan," kata pejabat Partai Demokrat Connecticut.

"Jika pemerintah kita tahu bahwa para pemimpin Saudi terlibat dalam pembunuhan seorang warga AS, mengapa masyarakat tidak boleh tahu ini?"

Analisa wartawan BBC News di Washington, Barbara Plett Usher

Para senator mencoba menekan Gedung Putih agar mengutuk putra mahkota Saudi. Tetapi mereka gagal menemukan cara untuk mengirim pesan bahwa AS tidak akan menolerir pelanggaran kekerasan yang melampaui norma-norma internasional.

Beberapa opsi yang disiapkan antara lain memblokir atau menangguhkan penjualan senjata dan menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Saudi.

Sebagai kritikan tajam kepada pemerintahan Trump, para senator telah memilih untuk menyuarakan agar pemerintah AS menarik dukungan militernya terhadap koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman.

Tetapi upaya meloloskan resolusi ini tidak akan mudah mendapatkan dukungan mayoritas, setidaknya untuk saat ini. Walaupun banyak yang marah dalam kasus pembunuhan Khashoggi, mereka tidak sepakat tentang cara terbaik untuk menanggapinya. Dan setiap langkah yang akan dilakukan para senator hampir pasti akan ditentang DPR yang dikuasai Republik.

Jadi mereka harus memulainya lagi dari awal saat Demokrat mengambil alih DPR pada tahun depan, yang mungkin saja langkah ini mereka lakukan.

Dengan adanya hambatan di legislatif, apalagi mendapat dukungan Gedung Putih, Mohammed bin Salman tidak perlu merasa terlalu khawatir, setidaknya saat ini.

Tentu saja, Saudi tidak akan suka menjadi objek kemarahan kalangan senator, terutama setelah negara kerajaan itu telah membayar jutaan dolar demi menaikkan pamor mereka di Washington.

Apa yang dikatakan CIA?

CIA telah menyimpulkan bahwa Muhammad bin Salman "kemungkinan memerintahkan" pembunuhan Khashoggi.

Mereka memiliki bukti adanya tukar-menukar pesan antara sang Putra mahkota dan Saud al-Qahtani, yang diduga sebagai penanggungjawab aksi pembunuhan terhadap wartawan Saudi itu.

Pada sidang kabinet pekan lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan James Mattis mengatakan di hadapan senat bahwa tidak ada bukti langsung keterlibatan putra mahkota dalam kematian Khashoggi.

Presiden Trump mengatakan temuan CIA terkait dugaan keterlibatan putra mahkota dalam pembunuhan Khashoggi belum final.

Pada 20 November, Trump berujar: "Sangat mungkin bahwa putra mahkota memiliki pengetahuan tentang peristiwa tragis ini. Mungkin dia melakukannya, dan mungkin (dia) tidak (melakukannya)."

Siapa Jamal Khashoggi?

Sebagai seorang jurnalis terkemuka, dia meliput berbagai peristiwa besar termasuk invasi Soviet ke Afghanistan dan memunculkan sosok Osama Bin Laden dalam pemberitaan di berbagai media di Saudi.

Selama beberapa dekade, warga negara AS ini memiliki kedekatan dengan keluarga kerajaan Saudi dan juga pernah menjadi penasihat pemerintah.

Namun belakangan dia tidak disukai keluarga kerajaan dan memutuskan mengasingkan diri ke AS pada tahun lalu. Dari negara itu, dia menulis kolom bulanan di Washington Post yang isinya mengkritik kebijakan Mohammed bin Salman, termasuk keterlibatan negara itu dalam perang di Yaman.

(aiy)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews