Siapa Level Tertinggi Saudi yang Perintahkan Bunuh Khashoggi?

Siapa Level Tertinggi Saudi yang Perintahkan Bunuh Khashoggi?

Jamal Khashoggi (Foto: Chris McGrath/Getty Images)

Istanbul - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan perintah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi berasal dari 'level tertinggi pemerintahan Saudi'. Dia pun ingin agar sosok tersebut segera diungkap. 

Erdogan dalam tulisan editorial opini pada surat kabar Amerika, The Washington Post, seperti dilansir Reuters, Senin (5/11), menyebut dirinya tidak percaya 'sedetik pun' Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud adalah orang yang telah memerintahkan pembunuhan Khashoggi. 

"Kita juga tahu bahwa individu-individu tersebut datang untuk melaksanakan perintah mereka: Bunuh Khashoggi dan pergi. Akhirnya, kita tahu bahwa perintah untuk membunuh Khashoggi datang dari level tertinggi pemerintah Saudi," tegas Erdogan, tanpa menjelaskan lebih lanjut siapa yang dia maksud.

Erdogan menahan diri dengan tidak menuding langsung putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Seperti diketahui MBS dicurigai banyak pihak ikut bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. 

Khashoggi (60) merupakan jurnalis senior dan kolumnis The Washington Post yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Saudi dan putra mahkotanya. 

Khashoggi tewas dibunuh setelah masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Otoritas Saudi telah mengakui bahwa Khashoggi dibunuh dalam aksi yang telah direncanakan. Otoritas Saudi sendiri telah menahan 18 orang dan memecat lima pejabat terkait penyelidikan kasus ini.

Informasi yang disampaikan surat kabar propemerintah Turki, Sabah, seperti dilansir Hurriyet Daily News, Senin (5/11/2018), menyebut bahwa tim Saudi beranggotakan 11 orang tiba di Istanbul pada 11 Oktober atau sekitar sembilan hari setelah Khashoggi dibunuh. Terdapat pakar kimia bernama Abdulaziz Aljanobi dan pakar toksikologi bernama Khaled Yahya Al-Zahrani dalam tim itu. 

"Tim datang ke Istanbul bukan untuk mencari titik terang terkait pembunuh, tapi untuk menghancurkan bukti," sebut sejumlah sumber keamanan yang dikutip surat kabar Sabah dalam laporannya pada Senin (5/11) waktu setempat. 

Kedua pakar asal Saudi itu disebut surat kabar Sabah sebagai 'pembersih'. Dilaporkan sumber keamanan tersebut bahwa kedua pakar Saudi itu mendatangi Konsulat Saudi di Istanbul -- yang menjadi lokasi Khashoggi dibunuh -- setiap hari selama satu pekan, sebelum terbang meninggalkan Turki pada 17 Oktober lalu.

(aiy)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews