Soal Isu Harga Sembako, Sandiaga: Yang Cerita Bukan Kami, Tapi Ibu-ibu

Soal Isu Harga Sembako, Sandiaga: Yang Cerita Bukan Kami, Tapi Ibu-ibu

Sandiaga Uno di Palembang.

Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno bicara soal pernyataan Presiden Joko Widodo yang pernah mengeluh karena isu harga sembako selalu di 'goreng'. Sandiaga menyebut, apa yang disampaikannya adalah fakta di lapangan dari cerita para masyarakat dan bukanlah isu yang dimanfaatkan di tahun politik.

"Saya enggak mau tanggapi karena yang cerita soal sembako itu bukan kami, tapi kan dari ibu-ibu yang ngomong yang bicara seperti itu. Dan kalau lihat facebook live saya di event kita di Wonosobo, saya tanya ke mereka 'ibu-ibu bilang sembako mahal itu karena ada saya apa ibu merasakan? memang sembako mahal jadi enggak semua di pasar sembako itu stabil," kata Sandi di kediaman Prabowo Subianto Jl Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2018) malam.

Sandiaga mengantongi data harga sembako yang stabil maupun tidak. Dia menjelaskan, ada perbedaan harga bahan pokok di pasar. Contohnya harga di Pasar Induk Kramat Jati bisa terpaut 10-15 persen dibandingkan Pasar Rawamangun.

"Jadi pengalaman pengalaman ini yang diceritakan ibu-ibu ini harus kita tanggapi bukan kita lempar dengan statistik. Ini adalah kisah, kisah yang harus kita cermati sebagai aspirasi dan kita harus hadir sebagai calon pemimpin dengan solusi bukan dengan mengeluh. Karena ini memang tahun politik dan ini adalah siklusnya politisi ramai," ujarnya.

"Tapi sebagai salah satu calon saya dan Pak Prabowo enggak boleh cengeng. Bilang bahwa kalau kita ini digorenglah. Saya dengan Pak Prabowo meyakini apa yang disampaikan kepada kita ini diharapkan Pak Prabowo dan saya memberikan solusi," tutur Sandi.

Dirinya bersama Prabowo Subianto sudah mempunyai solusi untuk mengatasi harga harga bahan pokok maupun sembako yang naik. Yakni mengamankan pasokan dan tingkatkan sumber produksi. Kemudian memastikan rantai distribusi yang sederhana, terbuka dan adil.

Sandi juga menyoroti masalah harga kentang yang anjlok di wilayah Wonosobo dan harganya rendah di level petani. Penyebabnya adalah pestisida yang mahal dan dibanjiri oleh produk impor.

"Jadi keluhan inilah yang timbul dan ini bukan goreng-gorengan, ini betul-betul live dan sekarang sudah enggak bisa lagi bicara mengenai isu yang dikemas," ujar Sandi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku sedih setiap hal menjadi bahan 'gorengan' di tahun politik. Salah satunya adalah soal harga sembako.

"Sedih juga kita kalau sudah masuk ke tahun-tahun politik apa pun digoreng. Harga sembako digoreng. Saya pribadi saja, Presiden Jokowi itu PKI. Coba dilihat di medsos. PKI itu dibubarkan tahun 65-66, saya lahir tahun 61. Umur saya berarti baru 4 tahun. Nggak ada PKI balita," ujar Jokowi di Universitas Muhamadiyah Lamongan, Jawa Timur, Senin (19/11).

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews