Eksekusi TKI, Validitas Data Jumlah Pekerja Migran Indonesia Lemah

Eksekusi TKI, Validitas Data Jumlah Pekerja Migran Indonesia Lemah

Tuti Tursilawati, TKI asal Majalengka yang dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi

Batam - Eksekusi mati terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, Tuti Tursilawati membuktikan pemerintah negara Petro Dollar itu tak menjamin perlindungan kepada pekerja migran. Namun di sisi lain, pemerintah Indonesia juga lemah dalam hal yang sama.

Kepala Badan Perencanaan Pengembangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Nyoman Darmanta mengakui pemerintah masih lemah soal validitas data pekerja migran Indonesia di luar negeri.

"Sekarang ini dari sisi data berapa jumlah pekerja migran Indonesia di luar negeri, saat ini tak bisa dipastikan jumlahnya. Inilah yang menjadi kelemahan atau kendala yang dialami pemerintah sekarang," ujar Nyoman di Batam, Kepri, pekan ini.

Menurutnya tidak validnya jumlah itu, dikarenakan banyak pekerja migran yang bekerja di luar negeri melalui jalur non-formal, khususnya migran domestik dan bukan migran industri.

Sebagian besar mereka memilih jalur tersebut karena kurang paham terkait regulasi, sehingga nekat ke luar negeri tanpa dokumen lengkap. 

Saat ini pemerintah, khususnya Kemenakertrans sedang berproses memperbaiki tata kelola untuk melayani pekerja migran, khususnya yang pergi ke Arab Saudi. Apalagi ada kejadian Tenaga Kerja Wanita (TKW) divonis tanpa pemberitahuan ke Indonesia.

"Walaupun memang dua tahun belakangan ini kami sedang moratoritum penempatan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi, karena memang dari pihak Arab Saudi belum mampu memberikan jaminan perlindungan ke WNI yang bekerja di sana dari sektor domestik," kata Nyoman.

Namun, di sisi lain, lanjutnya, dorongan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja ke Arab Saudi sangat besar sekali Karna motivasi mereka tak hanya untuk bekerja mencari uang saja, tapi ada motivasi lainnya yang lebih besar yakni untuk ibadah.

"Ini yang membuat pemerintah harus merancang satu sistem yang bisa memberikan satu jaminan keamanan dan perlindungan. Diputuskan kemarin dengan pihak Arab Saudi kita akan membangun satu sistem online one gate system," kata dia. 

Sehingga nantinya bisa Goverment to Goverment, dalam satu sistem. Selanjutnya, petugas di sana hanya sebagai pendukung.  

"Kami berharap dari sistem yang dibangun, atau platform yang dibangun sekarang ini bisa melengkapi," katanya.

Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi mengeksekusi mati Tuti Tursilawati pada Minggu (29/10/2108). Tuti merupakan TKI asal Majalengka, Jawa Barat dan divonis mati pada 2011.

Baca: Arab Saudi Eksekusi Mati TKI Tuti Tursilawati

Nisma Abdullah, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia, yang mendampingi kasus itu menjelaskan, pembunuhan tersebut tak disengaja lantaran Tuti membela diri dari upaya pemerkosaan majikannya. Selama bekerja di rumah majikan itu, menurut Nisma, Tuti kerap mendapat pelecehan seksual hingga pemerkosaan.

"Tuti juga dituduh mencuri. Padahal, dia mau lari enggak punya uang. Dia enggak digaji selama bekerja," katanya.

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews