Dana Minim, UNHCR Pangkas Program Bantuan Pengungsi

Dana Minim, UNHCR Pangkas Program Bantuan Pengungsi

Imigran asal berbagai negara yang berada di Batam.

Jenewa - Badan pengungsi PBB atau UNHCR melaporkan telah memangkas program bantuan vital bagi jutaan pengungsi tahun ini karena hanya menerima separuh lebih dari 8,2 miliar dolar yang diperlukan bagi operasi kemanusiaan.

Jumlah rekor 68,5 juta orang telah kehilangan tempat tinggal secara paksa di seluruh dunia, dengan 25,4 juta di antaranya adalah pengungsi. Meskipun jumlah orang yang mengungsi akibat konflik dan penganiayaan meningkat, badan pengungsi PBB mengatakan dana yang diperlukan untuk membantu mereka menurun.

Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan kondisi ini meningkatkan penderitaan pengungsi dan pengungsi di dalam negeri. Dengan terbatasnya dana, ia mengatakan prioritas harus diberikan kepada upaya penyelamatan jiwa, makanan, tempat tinggal dan layanan kesehatan.

Ia mengatakan kepada VOA bahkan sektor-sektor inipun mengalami pemangkasan. Sebagai akibatnya, Baloch mengatakan banyak pengungsi yang mengalami kondisi peningkatan tingkat gizi yang buruk, fasilitas kesehatan kewalahan, dan tempat penampungan menjadi semakin buruk. Ia menyebut Burundi sebagai contohnya.

“Anak-anak yang melarikan diri dari Burundi sebagai pengungsi dan yang berada di negara-negara tetangga terpaksa belajar di sekolah yang penuh sesak atau belajar di bawah pohon. Dan upaya perlindungan serta dukungan bagi anak-anak tanpa pendamping dan korban pelecehan seksual serta kekerasan, juga terpengaruh,” ungkapnya.

Keluhan mengenai berkurannya fasilitas bagi pengungsi ini juga dikeluhkan para imigran dari berbagai negara yang berada di Batam. Beberapa waktu lalu, para imigran yang ditempatkan di Hotel Kolekta, Lubukbaja bahkan sempat berunjuk rasa.

Dalam unjuk rasa yang digelar Rabu (25/7/2018) lalu, mereka mengeluhkan adanya pembatasan penggunaan aliran listrik.

"Satu kamar diisi tujuh orang dan AC dimatikan. Kami tak bisa tidur kalau pakai kipas angin," ujar Yahya, salah satu imigran.

International Organization for Migration (IOM) mengurangi jatah penggunaan listrik dari sebelumnya 1.200 watt menjadi 400 watt per kamar.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews