Capaian Imunisasi MR di Lingga Rendah, Ini Bahayanya

Capaian Imunisasi MR di Lingga Rendah, Ini Bahayanya

Pelaksanaan Imunisasi MR di Lingga beberapa waktu lalu (Foto:Ist)

Lingga - Pencapaian pelaksanaan imunisasi Measles dan Rubella (MR) di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, masih rendah dan belum mencapai target. Dengan begitu, masa pelaksanaan imunisasi yang seharusnya sudah berakhir, kembali diperpanjang hingga 31 Oktober mendatang.

Kepala Puskesmas Dabo Lama, dr Yan Cahyadi Anas mengatakan, saat sosialisasi dilakukan Mei lalu, animo masyarakat sangat tinggi. Tapi, ketika tiba saat untuk dilakukannya imunisasi, antusias masyarakat malah menurun drastis.

"Seandainya imunisasi dilaksanakan tepat sesudah sosialisasi, saya rasa kita bisa mencapai target 90 persen," kata dia kepada Batamnews.co.id, Jumat (5/10/2018).

Ia menilai, jika dilihat dari angka capaian yang cukup rendah tersebut, secara epidemiologi penyakit menular, dapat disimpulkan Kabupaten Lingga bisa menjadi kantong penularan campak dan Rubella di masa yang akan datang.

"Ya karena itu tadi, tidak semua anak memiliki kekebalan tubuh terhadap campak dan rubella ini," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Tjejep Yudiana mengatakan, jumlah anak penderita rubella di Kepri mencapai 114 orang tersebar di 7 kabupaten/kota yang ada, dan jumlah penderita terbanyak berada di Kota Batam. Data ini berdasarkan survei dari Dinkes Kepri.

“Kendala terbesar dan paling sulit itu adalah sudah terlanjurnya masyarakat terbentuk opini bahwa pemberian imunisasi atau vaksin MR ke anak itu haram hukumnya. Tanpa dukungan yang kuat dari seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, MUI dan pimpinan daerah, mustahil target imunisasi di Kepri bisa dicapai," ujar Tjejep.

Diketahui, data 114 anak yang terjangkit virus rubella belum dapat dipastikan merupakan data valid. Kemungkinan masih ada yang belum dilaporkan.

Sementara itu, untuk jadwal pemberian imunisasi MR sendiri di tiap posyandu dilakukan sebulan sekali. Sementara untuk di puskesmas se-Kepri dilakukan tiap seminggu sekali dan itu semua gratis. Sedangkan di rumah sakit bisa dilakukan tiap hari, namun dikenakan biaya jasa penanganan dokter.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews