PSSI Ingin Sepakbola Angkat Nama Kabupaten Lingga

PSSI  Ingin Sepakbola Angkat Nama Kabupaten Lingga

Ilustrasi

Lingga - Melihat potensi dan partisipasi masyarakat Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau yang cukup besar terhadap turnamen atau event sepakbola, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berkeinginan kuat menjadikan olahraga tersebut lebih terprogram dan terorganisir dengan baik.

Tidak seperti sekarang ini, pertandingan sepakbola di Kabupaten Lingga terkesan hanya hiburan semata yang bersifat turnamen antar kampung (tarkam), sehingga kadang kala sering terjadinya kekerasan fisik saat pertandingan berlangsung.

Oleh karena itu, jika potensi dan partisipasi itu tidak dikelola dengan baik, dipastikan perubahan perkembangan persepakbolaan di Kabupaten Lingga tidak akan terjadi.

Pertandingan antar kampung akan tidak terkontrol, dan menjamur seperti cendawan yang ada dimana-mana bergantian di setiap desa. Bahkan dalam satu bulan digelar di dua hingga tiga tempat pertandingan yang biasanya hal ini sering terjadi pada saat momen Pilkada dan Pemilu.

Menyikapi permasalahan tersebut, Ketua PSSI Kabupaten Lingga, Aziz Martindaz mengatakan, perlu ada regulasi pertandingan yang terprogram dengan baik dalam siklus perhelatan event olahraga yang difasilitasi pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten.

"Perhelatan event olahraga ini merupakan program kerja pembinaan yang memang sudah teragenda dalam visi dan misi keberadaan PSSI untuk menjadikan olahraga sepakbola yang mandiri dan profesional," kata dia kepada Batamnews.co.id, Senin (1/10/2018).

Lanjutnya, untuk menciptakan perubahan tersebut, peran PSSI harus didukung penuh oleh Pemda, terutama dari sisi anggaran. Sehingga, dapat membantu pemerintah untuk menjadikan olahraga sepakbola menjadi lebih profesional.

"Paling tidak, semi profesional dalam pengembangannya. Bukan tidak mungkin olahraga sepakbola yang digandrungi oleh masyarakat Kabupaten Lingga ini dapat menghasilkan PAD dari profit retribusi pajak penjualan tiket jika dikelola dengan baik," ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam program yang ingin dirancang dan diusulkan nanti, untuk memajukan perkembangan sepakbola baik di Provinsi Kepri dan khususnya Lingga, harus diatur dengan format liga antar kecamatan dengan sistem kandang dan tandang agar ada kelas dan gengsi dari setiap pertandingan yang kompetisinya berlangsung selama setahun.

Bahkan untuk meningkatkan mutu pertandingan, tidak tertutup kemungkinan PSSI membuat aturan untuk membenarkan setiap tim yang diwakilkan untuk mengambil pemain dari luar daerah dengan batasan yang ditentukan, agar anak daerah dapat beradaptasi dan belajar dengan skill yang dimiliki pemain luar.

"Selain dari pada itu, kategori umur juga wajib kita klasifikasikan, agar pembinaan bibit persepakbolaan Lingga dapat berjalan secara berkelanjutan," tuturnya.

Namun ketika disinggung penyebab belum aktifnya PSSI Lingga setelah terpilih pada musyawarah PSSI yang digelar 23 Juni lalu, Aziz malah melemparkan pertanyaan tersebut ke Ketua PSSI Provinsi Kepri, mengapa SK PSSI di tingkat kabupaten tak kunjung ditanda tangani.

"Padahal sudah berkali-kali kami komunikasikan ke pengurusan PSSI Provinsi, tetap belum ada tanggapan. Bagi saya bukan jabatan itu yang saya kejar, apalagi saat ini saya disibukkan dengan  keikutsertaan saya sebagai caleg pada pemilu tahun 2019 nanti, tetapi  kepedulian akan kemajuan olahraga persepakbolaan Lingga yang kita dambakan agar ada perubahan yang lebih baik," ujarnya.

Diketahui, meski begitu ia setidaknya sudah sedikit berpengalaman menjalankan kompetisi dua Liga Sepakbola di Kecamatan Lingga yang masing-masing liga terdiri dari 8 tim yang berjalan setahun dan sukses sampai akhir kompetisi. Meskipun saat itu tidak didukung sama sekali oleh Pemda.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews