Pekajang, Pulau Terluar di Lingga yang Tak Kunjung Merdeka

Pekajang, Pulau Terluar di Lingga yang Tak Kunjung Merdeka

Pelabuhan Pulau Pekajang (Foto:Ist)

Lingga - Pulau Pekajang yang terletak di perbatasan antara Provinsi Kepulauan Riau dan Bangka Belitung masih belum mendapatkan sentuhan pemerintah daerah secara serius.

Pulau yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Lingga itu saat ini masih belum mendapatkan akses telekomunikasi yang mumpuni.

Hanya untuk dapat menghubungi keluarga yang berada di luar daerah, mereka harus terapung di laut dengan perjalanan hampir 4 jam lamanya menuju arah Belinyu, Provinsi Bangka Belitung.

Tinggal di daerah terluar, warga setempat merasa seperti masih terjajah. Belum sepenuhnya merdeka dari kekurangan, bahkan mereka juga jauh tertinggal dari segi teknologi.

Salah seorang pemuda Pulau Pekajang, Azar mengatakan, pulau yang memiliki keindahan dan didampingi tujuh pulau yang berjejeran, hampir seluruh penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan.

"Pekajang mempunyai sumber laut yang cukup banyak, sehingga nelayan-nelayan dari daerah lain mencari ikan di sini (Pekajang)," kata dia kepada Batamnews.co.id, Senin (27/8/2018).

Dia mengaku, hal menarik lainnya yang ada di Pekajang yakni, masyarakat setempat memiliki telepon seluler (ponsel). Namun, ponsel tersebut hanya disimpan dan baru digunakan ketika warga tersebut keluar dari Pekajang.

"Kami merindukan kemerdekaan yang sesungguhnya. Kami masyarakat Desa Pekajang seperti masih terjajah. Kami ingin masalah telekomunikasi ini cepat segera tuntas. Kami tak perlu janji tapi kami butuh bukti," ujarnya.

Kata dia, selama ini sudah banyak janji yang diberikan kepada masyarakat Pekajang, namun tak satupun menjadi kenyataan.

"Sudah banyak janji yang dilontarkan tapi hasilnya mengecewakan untuk masyarakat Desa Pekajang," ucap Azar.

Diketahui, jarak tempuh antara Desa Pekajang dengan ibukota Kabupaten Lingga, Daik, memakan waktu mencapai 12 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut, menjadikan Pekajang sebagai desa paling jauh dari pusat kota di Lingga.

Tak hanya itu, Desa Pekajang juga hanya disinggahi tol laut dua minggu sekali. Sehingga, jika ingin bepergian ke Daik Lingga ataupun ke Bangka Belitung, warga setempat tak jarang menggunakan perahu pompong pribadi dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews