Pak Bupati, Petani Sagu di Lingga Butuh Perhatian

Pak Bupati, Petani Sagu di Lingga Butuh Perhatian

Salah seorang pekerja sagu di pengolahan sagu seranggung (Foto:Ist)

Lingga - Pengelolaan pertanian sagu di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, di tengah pengembangan lahan pencetakan sawah mulai sedikit tenggelam.

Meski begitu, sebagian desa penghasil sagu di Lingga seperti Desa Keton, Kudung, Nerekeh, Seranggung, Panggak Laut dan beberapa desa lainnya masih terus mengembangkan pengelolaan sagu walaupun dipenuhi keterbatasan.

Salah seorang petani sagu di Desa Keton, Amran mengatakan, tanaman sagu memiliki banyak manfaat. Mulai dari batang, daun, kulit batang, serta pelepahnya bisa diolah sehingga bernilai ekonomis.

"Tanaman sagu sudah menjadi penopang hidup kami ditengah kesulitan lapangan pekerjaan saat ini. Sejak dari kecil kami sudah bekerja dan makan dari hasil sagu, jadi tidak bisa meninggalkan begitu saja," kata dia kepada Batamnews.co.id, Kamis (23/8/2018).

Ia menjelaskan, meski proses pengolahan sagu cukup menguras tenaga, karena dimulai dengan menebang, menggulingkan untuk dibawa ke tempat pengolahan, pembersihan kulit dan pemarutan batang hingga menghasilkan sagu putih bersih, mereka sangat menikmati.

"Sekarang harga sagu sudah mulai anjlok. 1 kg sagu basah cuma Rp1200. Kadang bisa lebih murah, kalau lebih tinggi sih jarang," ujarnya.

Dia mengaku, kualitas sagu di Kabupaten Lingga tidak diragukan lagi. Namun sayangnya saat ini usaha sagu bagaikan mati suri, akibat harga sagu sangat murah membuat para petani mengeluh.

"Kami berharap, semoga kedepannya sagu di Lingga ini bisa lebih dikembangkan. Harganya kami harap juga bisa menyejahterakan petani sagu," ujarnya.

Diketahui, selama ini sagu produksi masyarakat Kabupaten Lingga dibawa ke Provinsi Jambi dan Selat Panjang, Provinsi Riau.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews