SD 007 Batam Segera Dibubarkan, Ortu Siswa Mengadu ke DPRD

SD 007 Batam Segera Dibubarkan, Ortu Siswa Mengadu ke DPRD

Komisi IV DPRD Kota Batam melakukan hearing dengan para orangtua siswa SDN 007 Batam, Rabu (1/8/2018). (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Sekolah Dasar (SD) Negeri 007 Lubukbaja rencananya akan ditutup karena lahan milik sekolah yang tidak memadai. Akibatnya para orangtua melakukan aksi demonstrasi di depan kantor DPRD kota Batam.

Dua tahun terakhir ini, pihak sekolah tidak pernah melakukan upacara karena keterbatasan lahan. Setelah dibongkar, para siswa akan dipindahkan ke sekolah-sekolah terdekat.

Koordinator Forum Wali Murid SDN 007 Lubuk Baja, Ilham menyebutkan tanda-tanda pembongkaran SDN 007 sudah mulai terlihat. SDN 007 berada berdampingan dengan SMPN 41 Batam.

"Plang SDN 007 saja sudah dicabut pak. Ditambah lagi penerimaan siswa SMPN 41 sangat melebihi kuota. Kami ingin di ajak berbicara walaupun ini internal Disdik. Kami merasa tak dihargai disini pak," ujar Ilham saat hearing bersama komisi IV DPRD Kota Batam, Rabu (1/8/2018).

Ilham mengakui sebelumnya sudah ada pembicaraan sebelumnya dan ada kesepakatan. Dengan diberi waktu 5 tahun untuk dibongkar secara bertahap.

“Tetapi kesepakatan itu dilanggar secara sepihak, malah sekarang langsung mau dibongkar,” katanya.

Hearing ini dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPRD kota Batam, Djoko Mulyono. Dan dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPRD kota Batam lainnya seperti Ganda Tiur, Aman, Erizal, Boby Alexander, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) kota Batam.

Kepala Sekolah SDN 007, Ravios mengakui sistem belajar dan mengajar di sekolah sudah tak nyaman. Dan hanya melangsungkan senam itupun dibatasi sampai pukul 08.00 WIB saja.

"Kami ingin yang terbaik saja pak untuk anak-anak kita ini," ujar Ravios.

Sedangkan, Kepala Sekolah SMPN 41 Batam, Fahrul mengatakan kalau kedua sekolah tersebut jika digabung maka ada jumlah siswa sekitar 1700 an siswa. Padahal kondisi lapangan sekolah cukup sempit. 

Sama seperti SDN 007 Lubukbaja, pihak SMPN 41, juga tak bisa melaksanakan upacara, tak bisa salat karena tak ada tempat ibadah, setiap hari besar agama Islam menumpang di Masjid Blok 2. 

"Sekolah itu jelas-jelas tak memenuhi syarat sesuai dengan UU. Tapi selama ini kita tutup mata saja. Standard pelayanan minimalpun tak terpenuhi, bukan hanya fisik tapi mental anak juga," kata Fahrul.

Fahrul menambahkan selain itu sekolah juga tak ada lapangan bermain. Sisi terburuknya setiap hari berbagai macam tindakan buruk yang dilakukan anak. Misalnya anak SMP kepada anak SD, seperti membuly, berkelahi, serta tak nyaman belajar.

"Seperti hari Senin kami paksakan untuk apel pagi. Pastilah anak SD tak bisa belajar karena pengeras suara kami pasti mengganggu. Nah kalau anak SD senam kami pasti terganggu dengan suara musiknya. Makanya saya bilang senamnya sampai jam 08.30 WIB," jelasnya.

Sementara itu Kabidikmen Dinas Pendidikan kota Batam, Hernowo mengatakan bahwa penutupan SDN 007 lubukbaja ini untuk kebaikan para siswa.

"Kalau tutup harus secara keseluruhan. Anak-anak SDN 007 Batam pasti senang dipindahkan ke dekat rumahnya. Karena kebanyakan anak-anak tersebut gak dari Kecamatan Lubuk Baja itu juga," ujarnya.

Sejumlah anggota dewan juga tak ingin kedua sekolah ini dibubarkan. Pasalnya kota Batam saja masih membutuhkan sekolah setiap tahun persoalannya selalu kekurangan sekolah.

"Terpenting kedua sekolah tersebut tak bisa dibubarkan. Kalau ada memang kendala bisa diatasi bersama seperti persoalan keamanan dan lainnya," ujar Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Boby Alexander Siregar. 

Tahun ajaran 2018 ini SDN 007 Lubukbaja juga sudah tidak menerima peserta didik baru. 

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews