Anak Tukang Becak Ini Lulus ITB dengan Predikat Cum Laude

Anak Tukang Becak Ini Lulus ITB dengan Predikat Cum Laude

Sawiri bersama istrinya dan anaknya Herawati yang mendapat predikat lulus cum laude di kampus ternama ITB. Suatu hal yang luar biasa bagi Sawiri yang punya penghasilan pas-pasan bisa menguliahkan Hera dengan prestasi cemerlang. (Foto: Iqbal/detik.com)

Serang - Seorang tukang becak asal Kotasari, Grogol, Kota Cilegon, Sawiri (66), berhasil menyekolahkan anaknya, Herayati, hingga lulus ITB. Hera lulus dengan IPK 3,77.

Sawiri sudah hampir 30 tahun menggeluti profesi sebagai tukang becak. Ia saban hari mangkal di pangkalan becak RS Krakarau Medika sekitar 3 km dari rumahnya. Sejak anaknya masuk ITB pada 2014, Sawiri hanya mengantongi paling besar Rp 20 ribu per hari dari kayuhan becaknya.

"Tadi dari pagi sampai sekarang belum narik, paling narik sekali, kalau ngasih Rp 10 ribu kadang kurang dari Rp 10 ribu nggak pasti sih ongkosnya. Sehari paling dua kali narik berarti Rp 20 ribu," katanya kepada detikcom saat ditemui di kediamannya, Kotasari, Cilegon, Selasa (24/7/2018).

Dari pendapatan yang hanya Rp 20 ribu/hari, putri bungsunya bisa sampai lulus di ITB. Herayati bisa sampai berkuliah di ITB dengan bantuan beasiswa Bidikmisi. Dari beasiswa itu, biaya hidup dan biaya pendidikan ditanggung pemerintah selama 8 semester.

"Kalau Bidikmisi itu dia mengkover biaya pendidikan sama biaya hidup selama 8 semester. Jadi selama Hera berkuliah di ITB dikover sama Bidikmisi," ujar Hera.

Selama hampir 4 tahun berkuliah di ITB, Hera mengaku belum pernah dikirimi uang jajan oleh orang tuanya. Hal itu lantaran pendapatan orang tua hanya cukup untuk makan sehari-hari. "Nggak (dikirim uang jajan), kan nggak ada yang dikirim," katanya.

Selain dari beasiswa Bidikmisi, bantuan beberapa kali datang dari berbagai pihak, seperti Pemkot Cilegon, Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

"Jadi bantuan dari mereka itu digunakan untuk biaya kos. Jadi alhamdulillah terkover semuanya," ujarnya.

Pernah Wakili RI ke Malaysia

Foto: detik.com

Herayati berhasil lulus cum laude dari ITB. Sejumlah preatasi akademik pernah ia dapatkan termasuk jadi delegasi mahasiswa Indonesia di Malaysia.

Herayati masuk ITB melalui jalur Bidikmisi. Dari beasiswa itu, semua biaya hidup dan pendidikan selama kuliah di ITB ditanggung pemerintah. Hera bahkan tidak pernah mendapat uang jajan dari orangtuanya lantaran tak cukup biaya.

Dari keterbatasan itu, Hera berjuang untuk bisa membanggakan orangtuanya yang tak lain seorang tukang becak. Beberapa prestasi disabet mulai dari mahasiswa Bidikmisi terbaik hingga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam acara Asia Pasific Future Leader Conference 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Soal kesempatan ke Malaysia itu dulu sempet apply. Jadi ada kakak tingkat yang sebelumnya ikut acara itu, jadi delegasi Indonesia juga. Nah Hera tertarik buat ikutan karena emang materi dari konferensi itu emang lagi in banget gitu tentang Sustainble Development Goals tentang pembangunan berkelanjutan," kata Hera, kepada detikcom di Cilegon, Selasa (24/7/2018).

Ketertarikannya mengikuti acara itu karena dinilai acara tersebut bermanfaat untuk diikuti. Dalam acara itu, bukan sebatas membicarakan politik tapi juga bagaimana membangun keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Itu yang mendorong Hera buat ikut karena memang bagus, nggak cuma soal politik tapi juga itu tentang kehidupan berbangsa dan bertanah air juga," katanya.

Keberangkatannya ke Malaysia sebagai delegasi Indonesia diakuinya dapat bantuan dari fakultas dan pihak rektorat. Dengan segala keterbatasan finansialnya, Hera bersyukur bisa mengikuti forum tingkat asia-pasifik.

"Waktu itu ke sana dibiayai sama Fakultas, dari ITB juga dapet. Jadi alhamdulillah nggak mengalami kesulitan soal dana untuk pergi ke sana," ujarnya.

Setelah lulus dari ITB, Hera punya cita-cita jadi dosen di salah satu universitas di Banten. Saat ini ia sedang menunggu pengumuman penerimaan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di ITB melalui jalur fast track. Nantinya, studi magisternya itu hahya ditempuh satu tahun.

Ingin Jadi Dosen

Hera, begitu ia disapa, ingin melanjutkan studi magister di ITB dengan jurusan yang sama yakni jurusan Kimia Fakultas MIPA. Hera mengaku saat ini ia sudah diterima untuk melanjutkan kuliahnya melalui siatem fast trek.

"Udah ada pengumaman juga udah diterima di sana, untuk beasiswanya sudah apply tapi belum ada pengumuman," kata Hera kepada wartawan di kediamannya, Kotasari, Cilegon, Senin (23/7/2018).

Cita-citanya untuk jadi dosen di Banten agar kelak ia bisa dekat dengan kedua orang tuanya. Selama kuliah, ia mengakui selalu rindu dengan kedua orang tuanya.

Sawiri, orangtua Hera dengan becaknya. (Foto: detik.com)

 

Selain itu, kegemaraannya mengajar dan meneliti semakin memantapkan niatnya untuk menjadi dosen. Kedua hal itu menurutnya paling cocok disalurkan ke profesi dosen.

"Suka mengajar dan suka meneliti Hera rasa yang cocok dua kesukaan itu ya jadi dosen itu," kata dia.

Herayati lulus cum laude di ITB dengan IPK 3,77. Pada 2017, ia mendapat penghargaan dari pihak kampus karena meraih IP 4,00 saat dirinya semester 6.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews