Sejarah Nama Lingga

Benarkah Nama Kabupaten Lingga Berarti Gigi Naga?

Benarkah Nama Kabupaten Lingga Berarti Gigi Naga?

Gunung Daik, Lingga (foto: ruzi/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Lingga - Tahukah Anda asal usul Pulau Lingga? Sebuah kabupaten yang terletak antara Pulau Singkep dan Pulau Senayang, Kepulauan Riau.

Ternyata punya cerita sejarah. Dulu, Lingga sebagai pusat Kerajaan Lingga-Riau. Pernah mencapai kejayaannya ratusan tahun silam.

Saat ini, Pulau Lingga menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Daik Lingga sebagai ibu kotanya.

Meskipun belum jelas secara resmi dari mana asal usul nama Pulau Lingga, ada dua versi yang berkembang di masyarakat tentang asal mula penyebutan nama Lingga.

Dikutip dari buku yang berjudul "Daik Selayang Pandang" yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II Kepulauan Riau dan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang, yang di dalamnya memuat penjelasan W.P. Groeneveledt dalam bukunya yang berjudul History Notes on Indonesian and Malay, menyebutkan bahwa nama Lingga berasal dari kata Ling yang berarti Naga dan Ge yang berarti Gigi.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan nama yang diberikan oleh para perantau Cina. Menurut para perantau Cina, sebelum mereka sampai di Daik, mereka melihat sebuah gunung (Gunung Daik) yang bentuk puncaknya seperti Gigi Naga atau Tanduk Naga yang bercabang dua (konon, dahulu bercabang tiga) yang mereka sebut Lengge. 

Bukan hanya itu saja, tapi istilah Lingga juga berkaitan dalam pengertian keagamaan agama Hindu, dikarenakan Gunung Daik bercabang tiga. Salah satu puncak gunung menyerupai lambang phallus (kelamin laki-laki). 

Dalam sejarah Johor, nama Lingga muncul selepas Kerajaan Melayu Melaka jatuh di tangan Portugis. Kejatuhan Melaka memberi kesempatan kepada Johor mewarisi semua legasi yang ditinggalkan.

Sepanjang tempo itu, Lingga khususnya Daik pernah dua kali jadi pusat pemerintahan. Setelah Kerajaan Johor-Riau dipecah menjadi dua yaitu Kerajaan johor dan Kerajaan Riau Lingga pada tahun 1824, pada mulanya daerah Lingga dan sekitarnya didiami oleh Orang Suku Laut, dengan dipimpin oleh kepala sukunya yang disebut Batin. 

Kemudian pada akhir abad ke-18 datang Datuk Mata Kuning yang merupakan putra dari Datuk Mata Merah yang berasal dari Pangkalan Lama Jambi datang ke Lingga. Selama beberapa tahun Datuk Mata Kuning memegang kekuasaan di wilayah Lingga dengan gelar Datuk Megat Kuning.

Pada tahun 1787, Sultan Mahmud Syah III / Yang Dipertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga ke XVI memindahkan pusat Kerajaan Johor-Riau dari Hulu Riau Bintan dengan membawa sebanyak 200 kapal perahu layar pindah ke Daik Lingga dan tempat kedudukan Yamtuan Muda juga dipindahkan dari Hulu Riau Bintan ke Pulau Penyengat pada tahun yang sama. 

Sejak saat itu Datuk Megat Kuning menyatakan sebagai hamba Sultan mahmud Syah III, kemudian Datuk Megat Kuning diangkat menjadi Orang Kaya Temenggung yang bertugas menjaga keamanan perairan Lingga dan bertempat tinggal di pulau Mepar. 

(ruz)

 

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews