Pak Kapolri, Aktivitas Judi Gelper dan Pimpong di Batam Masih Beroperasi

Pak Kapolri, Aktivitas Judi Gelper dan Pimpong di Batam Masih Beroperasi

Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi saat berada di lokasi judi gelper di Batam (Foto: Ist/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Aktivitas diduga judi berkedok gelanggang permainan ternyata masih beroperasi di Batam, Kepulauan Riau. Beberapa hari Polda Kepri menggerebek gelper Three Kingdom di Penuin, Lubuk Baja.

Pantauan batamnews.co.id, aktivitas judi gelper itu tampak berlangsung di arena permainan anak-anak Dunia Fantasi Nagoya Hill serta Ozone BCS Mall, Penuin.

Modusnya, permainan gelper yang didominasi orang-orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, tumpah ruah di sana.

Sedangkan anak-anak bermain permainan yang biasa ada di tempat seperti Time Zone tersebut.

Tampak di Dunia Fantasi dan Ozone para pemain fokus menebak-nebak gambar dan memasang taruhan.

Taruhan dipasang berupa koin-koin. Nantinya para pemain mendapatkan tiket yang bisa ditukar dengan uang. 

“Kalau mau nuker ke loket, bisa dituker ke hadiah atau uang. Misalnya dapat poin 700, bisa Rp 700 ribu kita tukerin ke loket,” ujar salah seorang pengunjung, Rabu (24/1/2018).

Untuk dapat mengikuti permainan, kita cukup membeli koin di tempt penjualan koin pada umunya di arena permainan anak itu. Untuk harganya hanya Rp 8 ribu.

Dari pantauan tampak para pemain tidak segan-segan mengeluarkan uang seratus ribuan beberapa lembar untuk bermain.

Dari keterangan seorang pemain, game itu dimainkan dengan cara mengumpulkan poin. Makin banyak poin, makin besar pula hadiah yang bisa diperoleh. 

Poin bisa didapat ketika kita menekan tombol “cancel tiket” yang ada di papan tombol.

Arena permainan di dalam situ digabung dengan permainan anak-anak. Bahkan dalam pantauan batamnews di lokasi, ada juga beberapa keluarga yang membawa anaknya bermain di sana.

Pemiliknya disebut-sebut bernama Acai. "Yang punya Acai," ujar seorang sumber batamnews.co.id.

Lain lagi permainannya kalau kita pergi ke BCS mall, tepatnya di Ozone. Dari pantauan, di sana hanya satu jenis permainan yang sama dengan di Nagoya, yaitu ikan-ikan, selebihnya mereka sebut main Demon Hunter.

Mesin-mesin judi itu persis sama dengan mesin yang digerebek di Three Kingdom, Penuin.

Tampak beberapa orang pegawai hilir mudik mengawasi setiap pemain termasuk orang-orang yang dianggap mencurigakan.

Wartawan batamnews.co.id, juga sempat dicurigai dan diawasi saat melakukan undercover di lokasi tersebut.

Cuma untuk cara bermainnya tetap sama dengan yang lainnya, yaitu mengumpulkan poin yang banyak lalu ditukarkan untuk mendapatkan hadiah.

Mesin bermainnya juga tidak sebanyak di Dunia Fantasi, tidak sampai sepuluh mesin. Yang bermain pun rata-rata orang dewasa sampai tua.

Cara bermainnya pun cukup mudah, di satu mesin biasanya bisa diisi oleh empat orang. Kita cukup menekan-nekan tombol yang ada di meja permainnanya dan mengarahkan ke target yang besar.

Apabila kita berhasil memperoleh poin besar, kita bebas untuk menekan cancel tiket yang ada di sebelah tombol utama untuk mendapatkan hadiah.

Hadiah diterima sesuai dengan poin yang kita kumpulkan, dan itu bisa ditukarkan sesuai keinginan kita. Bisa berupa uang tunai ataupun barang.

Selain itu, informasi yang diperoleh batamnews.co.id, aktivitas judi pimpong juga masih terus berlangsung di sejumlah hotel di Batam. Judi pimpong ini berlangsung di sejumlah tempat dan berada di ruang-ruang VIP.

Para pemain tinggal memasang taruhan sembari bernyanyi dan menari di ruangan VIP karaoke yang telah disediakan. Para pemasang taruhan tinggal melihat layar monitor sebelum memasang taruhan.

Sayangnya aktivitas ini sepertinya seolah tak tersentuh pihak kepolisian, meskipun jajaran Polda Kepri tengah gencar melakukan penindakan, namun dua lokasi ini masih tetap beroperasi.

(yud)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews